AD - 011

143 19 0
                                    

hi guys!
maaf baru update revisi sekarang :)
enjoy this part ya :)

===

"Lo kok diem aja sih Peri Jutek?" sambil menoel pipi Bulan.

Dhea dan Aini hanya asik makan dan menahan tawa akibat wajah bulan yang merah seperti kepiting rebus.

"Ngobrol sini dong, gue udah di sini loh masa gak di ajak ngomong sih?"

"Hiii dasar cowok tengil!! sehariii aja gak usah cari perhatian bisa gak sih?!" kesal Bulan akhirnya hingga ia spontan berdiri.

Semua pun terdiam dan menatap Bulan, Dhea dan Aini pun ikut berdiri.

"Inget ya Iqbal Abiputra Adelardo, gue gak suka lo terus-terus san deketin gue. Karena gue bencii sama lo." ucap Bulan karena amarah nya sudah memuncak sambil menunjuk-nunjuk tepat di wajah Iqbal.

"Gue mau balik, lo berdua kalau mau balik buruann atau kalau gak gue bisa pulang sendiri!!" lanjut Bulan dengan nada yang tak biasa.

Aini dan Dhea hanya menurut saja, ia tahu jika Bulan sudah sangat emosi. Karena tidak ingin membuat singa betina semakin marah, mereka berdua langsung mengikuti langkah Bulan.

"Bul tungguin kita dong!! eh Bal kita duluan." pamit Aini.

"Lohh kok pergi sih?? kan guee di sini Peri Jutek!!! Ngambek an ah gak asik." teriak Iqbal membuat seisi cafe menatapnya aneh.

Iqbal mengikuti Bulan keluar cafe, langkahnya yang cepat itu berhasil menggapai lengan Bulan.

"Bul tunggu dong." ujarnya.

"Apalagi sih Bal? masih belum jelas ucapan gue tadi? perlu di ulang?" jawab Bulan terdengar ketus.

"Jangan marah lah, maafin gue ya yaa pliss." ucap Iqbal sembari menautkan kedua tangannya memohon di depan Bulan.

"Ck buat apa juga gue maafin lo, yang ada nanti lo terus-terus an gangguin gue."

Bulan memasuki mobil tak perduli lagi dengan ocehan Iqbal, Aini dan Dhea pun segera masuk ke mobil.

"Bulann!! ayolah jutek banget sih sama guee!!" teriak Iqbal sambil menggedor-gedor kaca mobil.

Di dalam mobil Dhea yang melihat itu pun merasa kasihan dengan Iqbal, menurutnya Bulan terlalu berlebihan.

"Bul kasihan tau si Iqbal, lo mending kasih dia kesempatan deh buat deket sama lo." saran Dhea membuat Bulan menoleh dan menautkan alisnya.

"Gue gak suka cowok tengil kayak dia, jadi buat apa gue kasih dia kesempatan??" tak mau berdebat lagi Aini segera menjalankan mobilnya.

Shitt! gue yakin lo akan jatuh cinta sama gue liat aja!, batin Iqbal melihat mobil yang di tumpangi Bulan melaju meninggalkannya.

"Kita mau kemana nih?" tanya Aini memecah keheningan.

"Tempat yang bagus, kalau perlu jauh-jauh dari Iqbal." jawab Bulan malas.

•••

"Al, May, yuk kita pulang udah sore juga." ajak Agam.

"Tapi May mau naik ayunan!! Itu tuh." tunjuk Maylinda pada kedua kakaknya.

"Iya di rumah kan ada May, kamu gak capek jalan seharian??" tanya Amalinda membalik tubuh Maylinda menghadap ke arahnya.

"Tapi mau ituu kan beda teh sama di rumah!!" Amalinda menghela nafas panjang.

"Sekali aja ya May setelah itu kita pulang." Maylinda pun mengangguk mantap.

AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )Where stories live. Discover now