happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)
"Ya ampun Mey!! Teteh kamu kenapa nak?" Aisya mengambil alih kepala Amalinda dari pangkuan putri bungsu nya.
"Gak tau Umi, tadi pas Mey mau bantu teteh duduk di kasur tiba-tiba teteh pingsan." Jelas Maylinda dengan suara bergetar.
"Astaghfirullah Al!! Umi ini kenapa?" Tanya Faza yang baru saja datang dari arah pintu kamar Amalinda.
"Hiks..Umi gak tau Bi, apa penyakitnya-"
"Umi udah...kita ke rumah sakit sekarang, sini Abi yang bawa Al ke mobil." Putus Faza yang lalu mengangkat tubuh putri sulungnya yang terkulai lemas di bawah.
Faza tak mau jika putri bungsunya itu tahu tentang keadaan Kakak nya yang sesungguhnya, bahwa ternyata di balik semua keceriaan yang Amalinda tunjukkan ternyata ia menyimpan penyakit mematikan yang selama ini telah di rahasiakan.
•••
"Pagiii Bulann!!" Sapa Aini dan Dhea secara bersamaan saat berpapasan dengan Bulan di depan pintu kelas mereka.
"Pagi juga guys, kok tumben nih kalian barengan?" Heran Bulan.
"Hehe iya tadi kebetulan papasan di gerbang." Jawab Aini dengan cengirannya.
"Btw mana nih Al? Tumben belum dateng, biasanya kan dia selalu dateng pagi." Tanya Dhea sembari celingukan memandangi setiap penjuru kelasnya secara berputar.
"Maybe Al agak telat dateng nya hari ini." Sahut Aini yang lalu beranjak duduk di bangku nya.
"Udah gak usah di pikir nanti juga Al pasti masuk, oiya emangnya pr geografi kalian udah beres?" Ucap Bulan sembari tersenyum penuh arti.
Braakk!!
Spontan tangan Dhea memukul meja nya dengan sangat keras, hingga Bulan memekik kaget di buatnya.
"APA!! ya ampun gue lupaaa!! Duh gimana dong? Ya kali nanti gue di suruh ngerjain pr di lapangan akhh!" Teriak Dhea.
"Emm Bulan hari ini sumpah deh lo CANTIKK bangettt!! gue boleh dong minta contek an pr geografi nya hehe." Aini menampilkan deretan gigi nya seakan memandang wajah Bulan tanpa dosa dengan kedua tangan yang di satukan di depan dadanya sebagai pertanda permohonan.
"Dih kalau ada mau nya aja bilang gue CANTIK! sebenarnya gue sih mau aja nyontekin kalian, tapi kalau nanti Pak Boy nanya asal usul dari jawaban kalian gue gak mau tanggung jawab." Bulan menyunggingkan senyumnya saat melihat perubahan ekspresi di wajah kedua teman nya itu, menurutnya Dhea dan Aini sangatlah lucu saat mulai serius.
"Huaaa terus gimana dong? gue gak mau di hukum bul!! kalau kulit gue kebakar sinar matahari yang lagi terik-teriknya ini gimana?? Oh no ngebayanginnya aja gue udah ngeri." cerocos Dhea heboh.
"Ck! Sumpah lo berisik deh Dhe, mending kita ke rooftop gue juga takut sebenernya kalau kena hukum." Ucap Aini mengusulkan saran.
"Gila lo? Si Pak Boy itu rajanya absen, ntar kalau dia telfon ortu kita gimana cuy?" Timpah Dhea.
"Ribet amat sih lo pada, bilang aja lupa gak ngerjain palingan ntar di omelin bentaran doang." Ujar Bulan santai.
YOU ARE READING
AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )
Teen Fiction"Cintai sewajarnya, jangan berlebihan. Karena belum tentu juga dia akan menjadi takdir cintamu." Ini adalah kisah tentang siswa bernama Iqbal Abiputra Adelardo, lelaki yang populer tapi memiliki sifat yang annoying. Ia bertemu dengan seorang siswi c...
