AD - 019

100 16 0
                                    

happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)

===

Banyak juga yang melemparkan pujian serta tepukan tangan yang bergemuruh meramaikan pemulainya acara dengan meriah.

Ampun Iqbal kenapa lo makin keren sih?

Bulan nyokap lo ngidam apaan? Sampai punya anak secakep lo!!

Serasi gak sih mereka? Uwuu jadi gemes pengen jodohin!

Nyanyi lagi dong kak!! Please itu suara apa lantunan adzan hm? Merdu banget sampai baper gue!

Begitulah mungkin sorakan dari para siswa dan siswi yang menonton penampilan dari sepasang dua insan yang menjadi partner diatas panggung.

"Jadi gimana guys? Keren gak sih? Eitss gak cuma itu aja, sebentar lagi kita juga bakal seru-seruan bareng. Dengan berbagai game menarik yang udah di siapin sama anggota OSIS!" Dengan antusias MC dari salah satu anggota OSIS itu menyampaikan berbagai susunan acara menarik yang akan di selenggarakan sore sampai malam nanti.

Bulan pun mulai turun dari panggung mendahului Iqbal yang masih berdiri di tempatnya, namun tak sengaja Iqbal menangkap langkah Bulan yang seperti tergesa-gesa seakan tak ingin berdiam lebih lama lagi di sana.

Iqbal pun berusaha meraih Bulan, dan itu berhasil Iqbal lakukan. Ia berhasil menghentikan langkah Bulan dengan berdiri tepat di hadapannya.

"Mau kemana sih? Buru-buru amat sampai lo ninggalin gue!" Celetuk Iqbal saat berhasil menghadang jalan nya Bulan.

"Biasa aja, lagian kan tugas kita udah selesai! Gue mau ke temen-temen gue dulu!" Kilah Bulan yang lalu berpamitan untuk pergi.

Namun sebelum itu Iqbal berhasil menghentikan langkahnya kembali dengan menahan pundak kanan Bulan.

"Kasih gue waktu bentar aja, gue mau bilang sesuatu ke lo!" Ujar Iqbal dengan nada tampak serius.

"Mau bilang apa lagi sih? Bukannya setiap hari kita sering ngobrol bareng?!" Tukas Bulan yang lalu membalikkan arah tubuhnya menghadap Iqbal.

"Lo tatap mata gue! Apa sedikit pun lo gak ada rasa untuk gue? Gue mau lo ngerti, kalau gue itu tulus sama lo!" Ungkap Iqbal dan memang Bulan benar-benar tidak bisa menemukan setitik pun kebohongan di mata nya.

"Gue mau lo jadi pacar gue Peri jutek! Please... jangan nolak gue lagi kali ini." Lanjut nya dengan nada sendu menatap mata indah Bulan yang tak pernah meruntuhkan pandangannya yang selalu terlihat tegas.

"Gue gak nyalahin atas perasaan lo yang suka gue Bal! Gue hargai itu, tapi gue gak bisa!! Perasaan dan hati ini gak bisa di paksain. Gue gak suka sama lo! Harus pakai bahasa apa lagi sih biar lo ngerti?" Balas Bulan yang lalu perlahan menurunkan tangan Iqbal yang masih bertengger di pundak nya.

Mendengar jawaban yang terdengar begitu jelas di telinga Iqbal, ia pun mundur satu langkah dari hadapan Bulan.

"Gue tahu ini mungkin terlalu cepat, tapi gue yakin suatu hari nanti lo akan jatuh cinta sama gue." Iqbal pun mempersilahkan Bulan untuk pergi.

"Sorry Bal, gue duluan." Ucap Bulan yang merasakan sedikit rasa iba saat melihat Iqbal yang hanya bisa pasrah setelah mendengar jawaban darinya.

"Gak papa santai aja, udah sana pergi. Lo di tunggu temen-temen lo." Balas Iqbal yang lalu berjalan di arah yang berbanding terbalik dengan Bulan.

Sekali lagi! kamu membuat hati ini terpaksa harus merasakan perih tanpa terobati, kapan hari itu akan tiba? hari di mana saat kita bisa satu alunan lalu berjalan di alur dan irama yang sama!

AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )Where stories live. Discover now