AD - 006

167 21 4
                                    

happy reading ❤️
yuk komen dan vote sama-sama
makasih yang udah ikutin terus update an Amour Destin :)

===

"Ya maaf, emang kenapa sih dia?."

"Tanya aja sama Bulan aku gak berani jawab hehe." Amalinda mengeluarkan cengirannya.

Dhea pun mengurungkan niatnya untuk bertanya, liat saja raut wajah Bulan sudah seperti singa.

Bel masuk berbunyi, di kelas 11 IPA 2 kini Devano berada. Ia duduk dengan sahabatnya Keenan dan Rano yang duduk di belakangnya.

"Eh bro mana sih cewek yang katanya lo suka? Perasaan semua yang muji-muji lo gak ada tuh yang lo perhatiin." Tanya Rano Nicholas—cowok berambut hitam pekat dan ber alis tebal.

"Kepo aja lo."

"Ye kita kan sahabat lo, apa salah nya coba kasih clue gitu." sahut Keenan Mahardika—cowok berlesung pipi, berkulit putih dan jangan lupa kadar ketampanannya sebelas dua belas dengan Devano hihi.

"Nanti juga lo pada tau." Devano pun masih fokus dengan buku nya.

•••

Pagi ini pelajaran di kelas Iqbal sedang kosong, karena guru yang mengajar absen. Sontak semua murid senang tiada tara.

"Eh lo gak usah cari masalah sama gue, jauh-jauh sana." ujar Iqbal yang duduk dengan kaki kanan yang ia letakkan di atas meja.

"Jadi orang gak usah ge-er, kelakuan minus aja bangga." jawab lelaki itu dengan sinis.

"Apa lo bilang, gue gak denger." sambil menghampiri tempat duduk lelaki itu.

"Oh bagus deh jangan lupa bawa ke THT biar gak budeg!" ujarnya spontan sambil menyentil telinga Iqbal.

"Awas ya lo, untung gue lagi baik!"

Berjam-jam di sibukkan dengan catatan berlembar-lembar akhirnya bel istirahat berbunyi, Amalinda dan Bulan sedikit lega. Paling tidak ada waktu untuk mengistirahatkan jari-jarinya.

"Yuk guys kantin." ajak Aini yang di ikuti Dhea.

"Eh kalian duluan aja, aku ke toilet dulu." semua pun mengangguk setuju.

Dalam perjalanan menuju toilet Amalinda tidak merasa ada yang mengikutinya, namun setelah keluar dari toilet betapa kagetnya ketika ia melihat gadis itu lagi bersama kedua temannya.

"Heh lo temen ketiga cewek norak itu kan?" dengan wajah nya yang judes Ia bersama kedua temannya membuat Amalinda bergidik ngeri.

"Ke-kenapa?"

"Bilangin sama mereka, GAUSAH SOK KECAKEPAN! APALAGI LO MALAH GAK ADA APA-APANYA DI BANDING GUE." sentaknya pas di wajah Amalinda, membuat ia memundurkan wajahnya.

"Stop Ca! Kita gak pernah sok kecantikan apalagi berusaha ambil kepopuleran lo!" entah keberanian dari mana Amalinda berani menjawab ucapan gadis licik itu.

"Lo berani sama kita?! HAH?" salah satu teman gadis itu tak terima dan langsung menarik ujung kerudung Amalinda.

"Aduh jangan, sakitt Sya!!" rintihnya sambil menahan kerudungnya agar tak terlepas.

"Kalau lo gak mau di ganggu, gausah sok berani sama kita! ngerti?!" teman gadis itu menggunakan tangan kanannya untuk mencengkram kedua pipi Amalinda dan menghempaskannya begitu saja.

"Lo tuh—"

"Jangan sakitin dia!"

Ketika hendak melayangkan tamparan, tangannya di cegah oleh seorang lelaki.

AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )Where stories live. Discover now