AD - 025

81 15 0
                                    

happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)

===

Dua hari telah berlalu dengan begitu cepat, semenjak hari itu juga banyak yang berubah. Aini yang tiba-tiba menjadi sosok pendiam, Bulan yang mulai merasakan keanehan saat Iqbal tidak datang untuk menggodanya lagi.

Dan sudah dua hari berlalu ini Amalinda tidak pernah berpapasan ataupun mengobrol bersama Devano, entah itu karena Devano yang sibuk mengurusi urusan OSIS nya untuk acara kemah atau memang ia yang sengaja menjauh karena masih terluka atas kejadian beberapa hari yang lalu di UKS.

Pagi ini semua murid kelas 11 sudah berkumpul di halaman sekolah SMA Bima Sakti yang membentang luas itu, tak lupa juga dengan bis pariwisata yang sudah berjajar menunggu untuk di berangkatkan.

"Al lo ngerasain juga gak sih perubahan sikapnya Aini sama Dhea?" Ucap Bulan sembari memandang ke arah dua temannya yang sedang duduk berposisi tak jauh darinya itu.

"Maksud kamu Aini? Menurutku sih wajar Bul, kan dia juga baru putus sama Kak Faiz." Sahut Amalinda.

"Iya juga Al, pasti berat banget buat dia. Tapi kalau gue perhatiin ya akhir-akhir ini Dhea tuh kayak aneh gak sih?" Sanggah Bulan.

"Susah di tebak! Mereka tuh-"

"Ups!..ada yang gibahin sahabatnya sendiri dari belakang nih." Potong Caca yang tiba-tiba datang tanpa di undang bersama kedua temannya.

"Apaan sih lo Ca! Gak usah sotoy deh." Cetus Bulan.

"Yang sotoy itu siapa? Gue ngomong sesuai dengan kenyataan kali!" Ujar Caca. "Dan gue yakin sebentar lagi juga persahabatan lo semua hancur!" Imbuhnya.

"Bul!!" Panggil seseorang dari arah belakang tempat Bulan berdiri.

"Iqbal!" Spontan Caca langsung menyebutkan nama seseorang yang tadi memanggil Bulan.

Bulan pun berbalik arah dan menoleh ke arah Iqbal yang lalu tersenyum manis ke arahnya.

"Nih jepit rambut lo tadi jatuh di depan gerbang." Ujar Iqbal sembari menunjukkan jepit rambut model bobby pins yang tak sengaja ia melihatnya terjatuh dari rambut Bulan saat gadis itu berjalan memasuki gerbang sekolah.

"Eh?" Spontan Bulan pun meraba samping telinga kirinya, dan benar saja ia kehilangan jepit rambut miliknya.

"Gue pakaiin ya?!" Ujar Iqbal yang lalu maju selangkah ke arah Bulan, sebelum mendapatkan persetujuan dari sang empunya.

Dengan hati-hati Iqbal menyelipkan rambut panjang Bulan yang tergerai bebas di balik telinganya, perlahan ia mulai memasangkan jepit rambut bobby pins berwarna gold itu pada rambut yang terselip.

Seketika Bulan jadi salah tingkah sendiri, jantungnya berdegup dengan kencang saat Iqbal mulai mendekat ke arahnya dan menyentuh rambutnya dengan lembut.

Sepintas pandangan mata mereka bertemu, rasanya seperti sudah lama sekali saat mata itu tidak memandamg sosok yang selalu membuatnya kesal, kini ia telah kembali memberikan kelengkapan pada kehampaan yang pernah megusik ruang hatinya.

"T-thanks seharusnya biarin gue pakek sendiri." Ucap Bulan lirih namun masih masih bisa di dengar oleh Iqbal.

Iqbal pun menanggapinya dengan senyuman tipis karena melihat tingkah Bulan yang sepertinya salah tingkah sendiri saat berhadapannya kali ini, bukan Bulan yang selalu menolak atas apa yang ia lakukan untuknya.

Karena tak tahan Caca pun beranjak menghempaskan tangan Iqbal dari kepala Bulan secara kasar "Iiih apa-apaan sih Bal! Gak usah sok perhatian sama si cewek norak ini, dia tuh cuman mainin perasaan lo doang." Geramnya.

AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )Where stories live. Discover now