AD - 031

97 14 0
                                    

happy reading friend b!
i hope you enjoy this part :)


Saat ini keadaan Aini bisa di katakan sudah mulai membaik, Aini saat ini sedang bersama Rano.

Tadinya Rano di tugaskan Bu Tasya untuk memberikan Aini makan, namun saat melihat luka yang ada di tangan gadis itu. Rano yang tak tega pun memutuskan untuk menyuapinya walaupun tadi sempat berdebat di karenakan Aini yang menolak dan bersikeras untuk makan sendiri.

"Thank's ya Ran! Lo udah nolongin gue pas gue masuk ke jurang, sekarang lo masih mau nyuapin gue makan." Ucap Aini memecahkan keheningan.

"Santai Ai, gue tulus kok ngelakuinnya. Mendingan sekarang lo makan yang banyak biar cepet sembuh!" Balas Rano yang lalu menyuapkan sesendok bubur ke mulut Aini.

Aini pun menerima suapan itu dengan senang hati, walau sebenarnya ada rasa tidak enak dan kecanggungan di hati nya.
Tak lama kemudian pandangan mereka teralihkan ke arah pintu tenda yang di sibak oleh seseorang, dan ternyata dia adalah Keenan. Tapi sayangnya Keenan tidak sendirian, di belakangnya ada Lusiana dan Dhea yang ikut masuk untuk menjenguk keadaan Aini.

"Hai Ai, gimana keadaan lo?" Tanya Lusiana berbasa basi.

Aini sama sekali tak bergeming ataupun berniat menjawab pertanyaan dari Lusiana, seketika selera makan nya langsung menurun drastis setelah melihat keberadaan Dhea yang saat itu berdiri di samping Lusiana.

"Ai lo kok bengong? Lusi nanyain tuh!" Ujar Rano sembari melambaikan tangan kanan nya di depan wajah Aini yang terdiam.

"PERUSAK!! NGAPAIN LO DI SINI?" Sentak Aini tiba-tiba dengan pandangan tak suka ke arah Dhea.

Sebelumnya ia tak berniat untuk semarah itu kepada Dhea karena telah menyebab kan hubungan nya dengan Faiz kandas, namun apa yang telah di lakukan Dhea setelah nya membuat Aini semakin membenci sosok Dhea dan tak berniat untuk melupakan semua kenangan yang pernah mereka rajut bersama.

Dhea lah penyebab dirinya terluka saat ini, dan lebih parah nya lagi Dhea juga yang telah menyebab kan hubungan persahabatan nya dengan Amalinda dan juga Bulan ikut hancur, ia telah mengetahui semuanya dari Rano.

Rano menceritakan semua kejadian perdebatan di antara Dhea dan Bulan yang menyebabkan hubungan persahabatan mereka harus bubar, saat dirinya sedang tidak sadarkan diri semalam.

"Ai lo gak boleh ngomong gitu!" Ujar Rano yang mencoba menjadi penengah.

"Eh Ran ya wajar lah Aini bilang gitu, kan emang kenyataannya cewek di sebelah gue ini perusak hubungan!!" Sahut Lusiana membuat keadaan semakin panas.

"Ya tapi kan gak usah teriak-teriak juga Lus! kan gak enak kalau guru pembimbing sampai denger." Tutur Keenan.

"Pergi lo dari hadapan gue!! Gue eneg liat muka lo Dhea!" Sergah Aini, yang sudah tak bisa mengontrol emosinya.

"Kok lo semua seakan malah mojokin gue sih? Coba kalau lo semua ada di posisi gue saat ini, pasti kalian bakal lakuin segala cara agar orang yang lo sayang jadi milik lo!!" Cecar Dhea yang tak terima jika dirinya terus menerus selalu di pojok kan.

"Lo salah kalau lo berasumsi kayak gitu Dhe! Gak semua apa yang lo suka harus jadi milik lo."

"Gue tahu yang lo rasain, tapi yang lo lakuin sebelumnya itu fatal banget. Pertengkaran kalian hampir aja buat salah satu nyawa bisa melayang." Jelas Keenan ada benarnya.

"Gue gak peduli Ken!! Seenggak nya sekarang gue puas, kalau gue gak bisa miliki Kak Faiz. Orang lain juga gak boleh! Termasuk dia." Balas Dhea sembari menunjuk ke arah Aini saat mengucapkan kata di akhir kalimatnya.

AMOUR DESTIN | not my destiny ( the end )Where stories live. Discover now