14

8.4K 738 52
                                    


"Kita sudah tidak memiliki hubungan apapun phi" Seru gulf tak mau kalah, Mew yang mendengar nada bicara Gulf kembali emosi dan mengangkat tangan nya hendak melayangkan tinjunya pada Gulf. Gulf yang melihat buru-buru menutup mata nya, tapi ia tak merasakan apapun hanya ada bunyi dug yang sangat nyaring di telinga Gulf. 

Gulf perlahan membuka matanya saat tak merasakan sakit apapun, dan penglihatan nya membola ternyata Mew lebih memilih meninju kaca dibelakangnya untuk menyalurkan emosinya.

"Phi mew" Cicit gulf takut-takut saat melihat mew seperti ini

"Kenapa kau seperti ini gulf?" Lirih Mew

"Kenapa aku? aku tidak melakukan apapun, yang harusnya bertanya adalah aku, kenapa kau seperti ini phi?"

"Apa kau tak mengerti juga? Huh? aku cemburu melihat mu seperti tadi, aku cemburu melihat kekasih ku bersama orang lain, aku cemburu kau bisa tertawa lepas dengan orang lain, aku rindu dirimu yang dulu Gulf"

"Tapi hubungan kita sebatas teman phi saat ini, kita sudah berakhir, aku juga ingin bahagia aku tak mau lagi jadi pelarianmu phi"

"Apa sebegitu tak percayanya kah kau dengan phi? phi sangat menyayangimu Gulf amat sangat menyayangimu lebih dari diri phi sendiri, kau tidak menjadi pelarian siapapun dan tidak menggantikan siapapun, kau ingin bukti apa dari phi agar kau percaya huh?"

"Tapi phi art"

"Gulf dengarkan phi, art hanya masalalu yang harus phi jadikan pelajaran, tidak untuk dilihat bahkan dikenang lagi, semua nya sudah berakhir, phi tidak memiliki hubungan apapun dengannya lagi, jika kau tak percaya tanyakan pada boat, hitter bahkan liang mengetahuinya, aku akan menelfon mereka agar kau percaya" Seru Mew seraya mengambil ponselnya pada saku celananya.

"Tidak phi tidak tidak perlu"

"Habis kau tak percaya pada phi Gulf, sungguh phi hanya menyayangi mu tak ada yang lain" Seru Mew meraih tangan Gulf

"Tapi aku tetap tak bisa phi"

"Arghh kenapa lagi Gulf?" Mew mengacak rambutnya kasar

"Phi bahkan kalaupun kita kembali itu tak akan bertahan lama, kau tau phi tak ada yang bisa diharapkan dari hubungan kita belum lagi orang tua kita jika mereka nanti mengetahuinya"

"Orang tua ku tak pernah mempermasalahkan tentang orientasi sexual ku, mereka mendukung ku selagi aku bahagia, dan sekali lagi kebahagian ku hanya kau Gulf" Seru Mew kembali berusaha meyakinkan Gulf

"Tapi tidak dengan orang tua ku phi"

"Kalau begitu kita kerumah mu, aku akan berbicara dengan mereka bahwa aku tulus dengan mu" Seru Mew hendak menjalankan mobilnya kembali tapi tertahan oleh Gulf

"Phi tidak semua yang kau inginkan harus kau paksakan phi, tidak ada salahnya kan kita hanya berteman aku yakin kau akan bahagia na, aku ingin pulang phi, tolong buka pintunya kumohon" Seru Gulf dengan tatapan memohon, sedangkan Mew memilih menjalankan mobil nya tanpa menjawab permintaan Gulf

Sebegitu keras kepalanya Gulf tidak memikirkan perasaan nya, tak menghargai semua usaha Mew, dengan amat sangat berat hati Mew mencoba untuk melepaskan Gulf meskipun ia tahu itu tak akan mungkin baginya, dan untuk melupakan Gulf itu pasti akan membutuhkan waktu yang lama, tapi iya juga tak bisa memaksakan Gulf terlebih jika mengingat Gulf menatap nya dengan tatapan memohon ia tak tega.

Mew mengantarkan Gulf hingga depan rumah nya dengan perasaan yang tak dapat dijelaskan, Begitupun dengan Gulf ada sedikit rasa sakit saat ia mengucapkan kata 'Teman' dihadapan Mew, tapi ia berusaha menahan itu semua, mengingat sang pho pasti menentangnya jika mengetahuinya.

Garis Takdir | MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang