26

8K 626 56
                                    


Gulf membalikan tubuhnya hendak pulang tapi tubuhnya membatu saat netranya menangkap orang yang ada di hadapannya, orang yang selama ini Gulf rindukan, saat ini ada dihadapannya, ia Mew ada dihadapannya kini, Gulf enggan untuk berkedip ia takut jika menutup matanya barang sejenak Mew akan hilang dari hadapannya, ia harap ini bukan mimpi atau halusinasinya, orang yang bahkan mengisi kepalanya selama 3 minggu ini, yang menjadi titik penyesalannya selama ini, kini ada dihadapannya. 

"P-phi" Cicitnya

"Kenapa kau bisa ada disini?" Tanya Mew dingin

Tapi seolah semuanya terasa berbeda, tatapan itu tidak seperti dulu lagi saat mereka bersama, tatapan yang biasanya penuh dengan kasih sayang kini menjadi dingin dan tajam, tak ada lagi keramahan dari wajah yang biasa selalu terukir senyuman itu berganti menjadi dingin, Gulf dapat melihat wajah dingin itu terlihat pucat, bahkan ia bisa melihat dahi nya terdapat perban yang menempel, ia memandang lekat orang yang ada dihadapannya, ia juga dapat melihat perban melingkar dengan apiknya pada telapak tangan itu, bahkan tubuh kokoh itu terlihat jauh lebih kurus dari terakhir mereka bertemu.

"Phi tangan dan dahi mu kenapa?" Gulf perlahan berjalan mendekati Mew menyentuh tangan yang terpasang perban, tapi Mew menepisnya kasar

"Pergilah" Seru Mew hendak berlalu menuju kamarnya tapi tangannya di tahan oleh Gulf

"Aku ingin bicara" Seru Gulf lagi-lagi Mew menepis tangannya kasar

"Aku ingin istirahat pergilah" Serunya

"Kenapa phi pergi tanpa memberitahu ku?"

"Apa itu penting?"

"Penting untuk ku phi"

"Tapi tidak denganku" Seru Mew menatap Gulf dingin

"Aku ingin minta maaf" Pekik Gulf

"Kau tak salah apapun, jadi jangan minta maaf"

"Aku tetap ingin meminta maaf!"

"Aku sudah memaafkan mu, puas? jadi pergilah!"

Gulf tak menyerah ia harus menyelesaikan masalahnya dengan Mew, saat ia hendak maju lagi suara seseorang terdengar memasuki apartemen dan membawa koper

"Phi kenapa koper mu...au swadeka" Seru nya memberi way pada Gulf

Gulf tak tahu siapa siapa laki-laki itu, ia terlihat sedikit lebih pendek dari Mew berkulit putih serta bermata sedikit sipit dan beralis tebal itu, Gulf tak pernah melihat orang ini sebelumnya, siapa dia?, kenapa terlihat dekat dengan Mew?, apa Mew ke jepang bersama laki-laki ini?, apa ia memiliki hubungan dengan Mew?, semua pertanyaan berputar diotak Gulf, hingga suara laki-laki tersebut kembali terdengar

"Apa kau teman Phi Mew?" Tanyanya, Sedangkan Gulf menautkan alisnya tak suka mendengar pertanyaan itu, rasanya ia ingin berteriak jika 'ia adalah tunangan Mew', saat Gulf hendak menjawab suara Mew kembali terdengar

"Pulanglah kita bicarakan nanti malam" Seru Mew ramah pada laki-laki tersebut,

"Baiklah Phi aku akan kembali nanti malam, jangan lupakan makan mu dan vitamin mu"

"Kharb-kharb, terima kasih na" seru Mew disertai kekehan, Gulf semakin membolakan matanya tak percaya, sejauh apa hubungan mereka, kenapa saat berbicara dengannya Mew terkesan dingin tapi dengan laki-laki itu malah jauh dari kata dingin.

"Aku pulang, bye phi dan teman phi" serunya ramah, Gulf menegpalkan tangannya ingin sekali memukul laki-laki tersebut rasanya, mungkin jika bertemu dilain waktu ia tak akan segan-segan untuk memukulnya, kali ini ia membiarkannya lolos karna ada hal yang jauh lebih penting, setelah kepergian laki-laki tersebut atensi Gulf kembali pada Mew.

Garis Takdir | MewGulfKde žijí příběhy. Začni objevovat