49

8.4K 851 115
                                    


Yok bisa yok bisa, pencet bintang di pojok kiri bawah dulu yok bisa☺️

Mew memakan sarapan nya dengan sesekali mengecek perkembangan pembangunan perusahaannya, dengan sebelah tangan yang bertengger di pinggang Gulf, sedangkan Gulf hanya membiarkannya dan terus memakan makannya, hingga ia memberanikan diri untuk memecah konsentrasi Mew.

"Phi" cicit Gulf yang berada di sebelah Mew, membuat Mew menoleh cepat mengabaikan tabletnya dan menatap sang istri.

"Kenapa sayang?"

"Jangan mengikuti Gulf lagi" seru Gulf

Setelah Mew membolehkan Gulf kembali membawa mobil sendiri, Gulf mengira Mew tidak mengikutinya lagi seperti sebelumnya, tapi kenyataan nya itu tidak benar-benar terjadi, karena pada kenyataan nya Mew terkadang masih mengikutinya, dengan alasan ada proyek di dekat kampus Gulf, bahkan terkadang Gulf melihat Boss disekitaran kampusnya, atau saat ia pergi bersama teman-temannya.

"Phi tidak mengikuti Gulf"

"Tidak mengikuti?, bahkan kemarin kita bertemu di saat Gulf ingin latihan bola, lalu saat pergi dengan teman-teman Gulf phi Boss juga ada disana"

"Mungkin hanya kebetulan" seru Mew seraya kembali memakan sarapannya.

"Kebetulan macam apa yang berlangsung setiap hari?, Phi tidak percaya pada Gulf?"

"Phi percaya pada Gulf"

"Lalu kenapa masih mengikuti Gulf?"

"Apa kelas Gulf sampai sore hari ini?"

"Phi Mew, berhenti mengalihkan pembicaraan"

"Phi hanya bertanya, memangnya salah jika phi bertanya?" seru Mew membuat Gulf sedikit kesal dan memilih diam lalu melanjutkan makannya, Mew menghela nafasnya kasar meletakan sendok nya dan beralih memeluk Gulf dari samping.

"Sayang maafkan phi, jangan marah na" seru Mew seraya mengeratkan pelukannya.

"..."

"Maaf phi membuat mu tak nyaman dengan kekhawatiran phi" seru Mew

"..."

"Yai nong kesayangan Phiii" rengek Mew sesekali menciumi bahu Gulf, Gulf menghela nafasnya kasar dan sedikit menoleh kearah Mew yang kini memeluknya dari samping.

"Gulf hanya kesal dengan sikap Phi, phi juga memiliki kegiatan bukan?, penelitian phi, lalu pembangunan perusahaan phi sendiri, belum lagi jadwal kelas phi, dan membantu pho di kantor, tak bisakah phi fokus pada semua itu?, bukankah Gulf juga selalu mengabari phi jika ingin pergi kemana pun?, tak bisakah phi percaya pada Gulf?"

"Tapi phi khawatir pada Gulf, bagaimana jika sesuatu terjadi pada Gulf" seru Mew membuat Gulf melepaskan tangan Mew dari perutnya, dan menatap suaminya itu tepat dimatanya.

"Gulf tahu, sangat tahu phi khawatir pada Gulf, tapi bukan berarti phi mengikuti Gulf kemana pun, lalu mengabaikan semua kegiatan phi, bahkan meminta phi Boss untuk mengikuti Gulf"

"Tapi.."

"Phi Gulf tidak akan kemana pun, Gulf tetap akan pulang kerumah, tetap akan bersama phi, kita bisa bertemu saat kegiatan kita selesai, dan tidak akan ada yang akan terjadi"

"Baiklah Phi usahakan tidak mengikuti Gulf lagi, tapi phi minta jangan pernah tinggalkan phi" seru Mew seraya kembali memeluk Gulf.

"Hahh siapa juga yang ingin meninggalkan phi" seru Gulf seraya mengelus punggung kokoh Mew.

"Sayang nanti siang bisakah kita makan diluar?, setelah kelas Gulf selesai?" tanya Mew melepaskan pelukannya.

"Apa boleh?" tanya Gulf menatap Mew dengan berbinar.

Garis Takdir | MewGulfWhere stories live. Discover now