51

8.2K 742 79
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejaknya iya, hayo jangan sider🌝, biar semangat nulis ceritanya🌝

Dengan gerakan perlahan Mew mengangkat kepala Gulf dari tangannya, perutnya benar-benar terasa tidak enak, Mew menyibakkan selimutnya dan buru-buru menuju toilet.

Mew memuntahkan isi perutnya, meskipun tidak mengeluarkan apapun, sedangkan Gulf masih bergelung dibawah selimutnya, setelah beberapa saat Mew menyeka mulutnya.

"Hahh sial kenapa perut ku tidak enak sekali" Monolog Mew, saat Mew hendak keluar dari toiletnya rasa mual kembali menghampirinya, membuat Mew kembali menuju closet dan memuntahkan isi perutnya.

"Eungh kemana phi Mew?" monolog Gulf seraya mengucek matanya.

Gulf bangun dari tidurnya dan menuju toilet untuk mencuci mukanya, saat membuka pintu toilet Gulf membolakan matanya kala melihat Mew berjongkok dihadapan closet.

"Hoi apa yang phi lakukan?" tanya Gulf seraya menghampiri Mew, sedangkan Mew hanya menghela nafasnya kasar dan menyeka mulutnya.

"Jika phi sakit pergi ke dokter"

"Phi baik-baik saja..."

Hoek

Hoek

Gulf mengelus lembut punggung kokoh Mew, seketika kesadarannya langsung terisi penuh saat melihat Mew seperti ini.

"Pergi kedokter saja"

"Apa Gulf khawatir pada Phi?" Mew bangkit dari acara berjongkoknya menuju westafel dan mencuci mulutnya.

"Tidak, bukan kah kalau sakit memang harus ke dokter?"

"Gulf khawatir?"

"Tidak!"

Mew tersenyum dan menarik Gulf kedalam pelukannya, menciumi bahu Gulf serta perpotongan leher Gulf, entah kenapa wangi tubuh Gulf sedikit mengurangi rasa mualnya.

"Phi Mew lepaskan lebih baik phi ke dokter"

"Wangi tubuh Gulf sudah mengurangi rasa mual phi, lagi pula phi ada meeting hari ini"

"Kenapa tidak dibatalkan dan pergi ke dokter saja?" seru Gulf

"Gulf khawatir pada phi?"

"Tidak"

"Jika khawatir katakan saja"

"Tidak!... bagimana Gulf tidak khawatir wajah phi pucat" suara Gulf memelan tapi masih bisa di dengar oleh Mew, sedangkan Mew tersenyum mendengar cicitan Gulf.

Gulf terus mengelus punggung kokoh dalam pelukannya itu, hingga beberapa saat kemudian Mew melepaskan pelukannya membuat Gulf menatapnya.

"Phi akan bersiap na"

"Phi yakin akan ke kantor?"

"Hm phi baik-baik saja sayang" Gulf menganggukan kepalanya mencoba mengerti keputusan Mew, meskipun ia khawatir dengan kondisi Mew.

"Gulf akan siapkan baju phi kalau begitu"

Cup

Mew mencium singkat bibir Gulf dan menganggukan kepalanya, Gulf keluar dari toiletnya dan berlalu menuju walk in closetnya dan mulai menyiapkan baju Mew, setelah selesai Gulf turun menuju dapurnya.

Garis Takdir | MewGulfWhere stories live. Discover now