54

8.8K 784 190
                                    



KALO GUE BILANG VOTMENT, VOTMENT YE🥺🥺

Gulf bangun dari tidurnya saat merasakan pelukan hangatnya menghilang, kepalanya juga sedikit terasa berat, ia melirik ke samping ranjangnya dan kosong, ia melihat ke sisi balkon Mew tengah berada disana sedang menelpon, Gulf bangkit dari ranjangnya untuk menghampiri Mew.

"Pho kurasa aku harus membatalkan keberangkatan ku ke jepang dalam waktu dekat ini"

"..."

"Gulf lebih membutuhkan ku pho, aku bisa atur ulang jadwalnya, dan sepertinya hari ini aku tidak jadi menemani pho untuk melihat proyek kita di chiang mai"

"..."

"Gulf sakit pho" seru Mew seraya memutar badannya untuk melihat sang istri.

"Nanti ku telpon lagi pho" lanjut Mew saat ia melihat Gulf berdiri di pintu balkon.

"Apa ada yang Gulf butuhkan?, atau ingin kerumah sakit?, maaf na jika phi berisik dan menganggu mu tidur" seru Mew seraya menghampiri Gulf dan memeluknya, Mew menyelusupkan kepalanya pada perpotongan leher Gulf, menghirup aroma tubuh Gulf untuk membantu dirinya sedikit tenang dan mengurangi rasa mual yang sedari tadi ia tahan, ia juga bisa merasakan suhu tubuh Gulf masih terasa seperti kemarin.

"Tidak, Gulf tidak apa-apa phi Mew, phi pergi saja ke chiang mai" Mew menggelengkan kepalanya.

"Phi Mew Gulf tidak suka jika phi tidak profesional, Gulf tau phi khawatir pada Gulf tapi Gulf baik-baik saja" Gulf menghela napasnya dan mengelus punggung kokoh Mew, berusaha untuk meyakinkan Mew jika dirinya baik-baik saja.

"Gulf selalu bilang seperti itu tapi apa?, bahkan saat pulang pesta semalam Gulf muntah, Gulf selalu menolak untuk pergi ke rumah sakit"

"Aish sudah Gulf bilang, Gulf baik-baik saja, Gulf tidak sakit, Gulf muntah kemarin mungkin karena Gulf terlalu banyak makan, jadi phi berangkat saja"

"Terserah phi hanya ingin bersama Gulf hari ini, kenapa juga pho mengajak melihat proyek saat weekand seperti ini mengesalkan"

"Aish phi harus pergi, pho membutuhkan phi"

"Memangnya Gulf tidak membutuhkan phi?" tanya Mew seraya melepaskan pelukannya dan menatap Gulf dengan sendu.

"B-bukan seperti itu, Gulf hanya tidak mau menjadi penghalang untuk pekerjaan phi"

"Siapa bilang Gulf penghalang?, Gulf itu semangat phi, phi tidak mungkin ada di posisi sekarang jika bukan karena Gulf"

"Iya-iya yang penting phi harus berangkat temani pho"

"Tapihmph" Gulf buru-buru menutup mulut Mew.

"Gulf baik-baik saja phi, Gulf janji akan menuruti phi kerumah sakit saat phi pulang nanti" Mew menarik tangan Gulf yang menutup mulutnya dan menatap Gulf berbinar.

"Benarkah?"

"Hm jadi phi harus berangkat, selesaikan pekerjaan phi na, setelah itu Gulf ikuti kemauan phi untuk ke rumah sakit"

"Tapi bagaimana jika saat phi pergi terjadi sesuatu pada Gulf?, dan juga pasti phi akan pulang sangat sore atau bahkan malam" Mew kembali menatap Gulf sendu.

"Aish tidak akan ada yang terjadi, Gulf akan kerumah Mae hari ini, jadi phi tidak perlu khawatir oke, dan kalau phi pulang sore atau malam Gulf akan kedokter bersama phi Thorn na"

"Benarkah?... tapi"

"Phi Mew berhenti mengesalkan, disana ada pho, mae, ada phi Thorn, jadi berhenti mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi na, mandilah Gulf akan siapkan baju phi"

Garis Takdir | MewGulfWhere stories live. Discover now