22. - Jangan sakit lagi

60.8K 5.8K 2K
                                    

Warning! Typo bertebaran!

Jangan lupa like dan commentnya ya🤗

☃☃☃

Arkan menghela napas panjangnya saat Maura kembali datang membawakan bubur untuknya. Cowok itu merasa bosan dengan menu yang selalu gadis itu bawakan selama tiga hari ini di setiap paginya.

"Kenapa harus bubur?" tanya Arkan datar memperhatikan Maura yang sibuk menyiapkan sarapannya. Aroma harum dari bubur juga sudah tercium di hidung Arkan.

Sebenarnya Arkan tak masalah dengan rasa bubur yang Maura masak, bubur buatan gadis itu memang terbilang enak, namun jika gadis itu setiap hari membawakan menu yang sama Arkan juga akan merasa bosan.

Maura mendongak menatapnya dan tersenyum lembut. "Karena mudah di telan" jawab Maura, menggunakan kalimat yang sama dengan apa yang di ucapkan Arkan dulu. Saat itu, Arkan selalu membawakan bubur untuknya setiap Maura jatuh sakit. Maura yang memang sangat tidak menyukai bubur pun berkomentar dan di jawab santai oleh Arkan.

Arkan terdiam sejenak mendengarnya. Kalimat itu tak asing baginya, ia pernah mengatakan hal itu namun Arkan sendiri tak tahu persis kalimat itu di tujukan pada siapa.

"Arghh!"

Erangan Arkan membuat Maura tersentak dan sontak bangkit dari duduknya.

"Kamu kenapa, Ar?" tanya Maura khawatir, namun tak ada jawaban dari Arkan. Cowok itu meringis memegangi kepalanya dengan mata terpejam, menahan sakit yang tiba-tiba menyerang kepalanya. Dan itu membuat Maura menggigit bibir bawahnya menatap Arkan khawatir.

"A-aku panggil dokter ya!"

Arkan sontak menahan tangan Maura ketika gadis itu hendak berbalik keluar ruangan.

"Jangan"

"Tapi kamu kesakitan"

Arkan mengembuskan napas panjangnya lalu membuka mata saat rasa sakit itu mulai mereda. Arkan pun melepas cekalannya dan menjawab, "gapapa"

"Gapapa gimana? Kamu tadi kesakitan, aku harus panggil dokter buat ngecek kondisi kamu"

Arkan kembali menahan tangan Maura dan menariknya pelan untuk mendekat.

"Duduk. Jangan kemana-kemana!" titah Arkan.

"Tapi kamu—"

"Gue gapapa!" potong Arkan dengan nada penuh penekanan. Maura pun menurut sembari menatap Arkan lekat, memastikan bahwa cowok itu tak menyembunyikan kesakitannya.

"Beneran gapapa?"

"Hm"

Maura menghela napas lega. Nyaris saja Maura di buat jantungan melihat Arkan kesakitan seperti tadi, sungguh itu membuat Maura hampir tak bernapas.

"Kalo kamu ngerasain sesuatu bilang ya, jangan di sembunyiin" ujar Maura, Arkan menoleh ke arahnya.

"Kenapa gue harus bilang sama lo?" tanya Arkan sewot.

"Karena aku khawatir" jawab Maura yang berhasil membuat Arkan terdiam, tak habis pikir dengan gadis itu. Arkan tidak mengenalinya sama sekali tapi kenapa gadis itu terlalu peduli terhadapnya?

"Sekarang kamu makan ya, biar aku yang suapin"

Arkan merebut sendok dan mangkuk bekal berisi bubur itu dari tangan Maura.

"Gue bisa sendiri" ketusnya.

Maura menggeleng. "Kondisi kamu masih lemah, Ar. Jangan banyak gerak dulu"

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Where stories live. Discover now