26. - Surat Terakhir Ken

61.4K 6.4K 2.2K
                                    

Yg belum tonton trailernya, tonton dulu yaww🤗

.

Happy Reading

☃☃☃

Arkan duduk bersandar di atas brangkarnya sesekali menoleh ke arah pintu. Sudah dua minggu berlalu namun sosok Maura tak pernah muncul, bahkan bubur yang selalu gadis itu buatkan setiap hari pun di titipkan pada Calista. Membuat Arkan pun bertanya-tanya, apakah sikapnya waktu itu melukai perasaan gadis itu?

Arkan menghela napas panjangnya, entah kenapa rasanya menyesakkan setiap kali mengingat wajah gadis itu. Wajahnya memang selalu memancarkan ketenangan, tetapi tidak dengan sorot matanya yang sendu, seolah-olah gadis itu menyimpan rasa sakit yang di alaminya pada semua orang.

Hatinya selalu berdenyut pedih setiap kali ia menatap mata gadis itu.

Arkan menoleh ketika pintu ruangan terbuka. Reyhan dengan jas dokternya melangkah masuk ke dalam mendekati brangkar.

"Gimana kondisi lo?" tanya Reyhan, Arkan hanya menjawabnya dengan anggukan singkat yang menandakan bahwa ia baik-baik saja. Dan itu membuat Reyhan merasa lega sekaligus senang dengan perkembangan pesat kondisi Arkan.

Arkan sudah bisa berjalan karena rutin melakukan terapi.

"Syukurlah, lusa lo udah bisa pulang" ujarnya. Dahinya lalu mengernyit melihat raut wajah Arkan.

"Kenapa?"

"Dia ke mana?" tanya Arkan.

"Maksud lo Maura?" Arkan mengangguk.

Reyhan mengendikkan bahunya. "Nggak tau, Tata gak cerita. Anak cewek lainnya juga gak ada yang mau ngasih tau kabar Maura secara mendetail"

"Gue sama anak-anak bahkan di larang jenguk Maura ke rumahnya"

"Kenapa?"

Reyhan menggeleng pelan. "Tata cuma bilang Maura gak mau ketemu siapapun" jelas Reyhan.

Reyhan menghela napasnya. "Gue rasa traumanya Maura kambuh lagi"

"Trauma?" tanya Arkan tak mengerti. Reyhan mengangguk.

"Lo tau betul tentang traumanya Maura di masa lalu, Ar" kata Reyhan. Membuat Arkan memejamkan matanya lalu menghela napas panjang.

Apa perkataannya waktu itu menyakiti perasaannya?

☃☃☃

Maura membuka matanya. Matanya yang bengkak bergulir menatap nampan yang berisi sepiring nasi goreng keju dan segelas susu yang masih utuh di atasnya sejak kemarin.

Maura tak memakan apapun, tubuhnya pun terlihat kurus dengan kulit putihnya yang terlihat semakin pucat. Maura menghindari semua orang, termasuk Laura, Alvarel, teman-temannya, juga Arkan.

Maura benar-benar menghindar. Dan ... tak ada alasan lagi untuknya bertahan hidup. Karena dirinya hanyalah pembawa sial, karena dirinyalah ... orang-orang di sekitarnya menderita.

Maura bangkit dari ranjangnya dan berjalan ke arah boneka panda berukuran besar yang berada di sudut kamarnya. Gadis itu lalu mendudukkan dirinya di antara kedua kaki boneka dan bersandar memeluk boneka itu hingga suara rekaman Arkan pun terdengar.

"I love you, Maura Carissa"

Maura tersenyum sendu, air matanya menetes membasahi pipi kanannya. Maura selalu seperti ini setiap kali ia bersedih dan merindukan Arkan, rasanya Maura seperti tengah memeluk Arkan.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang