32. - Menghilangnya Maura

56.1K 6.9K 3.4K
                                    

Jangan lupa like dan banjirkan komenannya di setiap paragraf🤗❤ Itu menandakan jika kalian benar" sangat menyukai cerita ini❤

Btw maap kalo part ini banyak typo, hana ngetiknya di hp dan kyboardnya ngajak gelud terus😭😭🤧Kasih tau aja nanti hana benerin😁

❄Selamat membaca⭐
.
.

☃☃☃

Calista kini duduk di sofa single seraya menyilangkan kedua tangannya di dada, menatap tajam ke arah cowok yang duduk di hadapannya.

Sedangkan seorang pria yang duduk di sofa samping Calista itu tengah sibuk memainkan ponselnya, seakan tak merasakan ketegangan yang terjadi di ruangan itu.

"Udah berapa lama lo tinggal di sini?" tanya Calista seolah tengah menginterogasi cowok di depannya itu.

"Tiga tahun"

Malvin, cowok itu menjawab santai tanpa memikirkan akibat dari perkataannya yang membuat Calista terkejut bukan main.

"WHAT?!!!" teriaknya yang membuat Adrian terperanjat kaget hingga ponselnya pun terlempar ke belakang sofa.

Calista menoleh menatap Adrian garang.

"KENAPA LO GAK NGASIH TAU KALO LO MUNGUT DIA?!"

"Mungut? Lo pikir gue apaan?!" protes Malvin tak terima.

"Lo kan sampah! Masih gak nyadar diri juga lo?!" balas Calista pedas. Ia sangat tidak terima jika cowok yang paling di bencinya ini tinggal seatap dengan kakaknya.

Calista sangat terkejut saat memasuki rumah dan melihat Malvin tengan bersantai menonton tv sembari memakan cemilan yang ia kirim dari London untuk Adrian.

"Gue bukan sampah!"

"JELAS LO SAMPAH!! SETELAH APA YANG UDAH LO LAKUIN KE MAURA, APA LO GAK PUNYA MALU? BERANI-BERANINYA NGINJEKIN KAKI LO DISINI! NUMPANG HIDUP DIRUMAH KAKAK GUE LAGI!!"

"Ta" tegur Adrian.

"APA?!"

Adrian dibuat diam dengan bentakan adiknya yang selama ini memang ia sembunyikan identitasnya. Calista juga tidak tinggal dengannya, melainkan bersama orang tua mereka. Gadis itu hanya sesekali mengunjungi rumahnya setelah mendapat izin dan juga pengawalan darinya.

Cara yang tepat agar Calista terlindungi dari orang-orang yang ingin menjatuhkannya karena memegang perusahaan keluarga Wijaya.

Alvarel terlalu mempercayainya dan menyerahkan beberapa perusahaan padanya. Hal itu mengundang iri para pekerja yang sudah belasan tahun bekerja dan menginginkan jabatan itu.

Untungnya Adrian sudah mengatur semua ini dengan rapih hingga tak ada seorang pun dari mereka yang bisa mencelakai Calista.

Dan tentu saja Calista juga mengetahuinya. Gadis ciliknya itu sudah dibekalkan ilmu bela diri jika sewaktu-waktu ada yang menjahatinya.

Manusia tamak seperti mereka terlalu gila jabatan dan harta, sampai mereka menghilangkan kata dosa dari perbuatan jahat yang mereka lakukan.

"Pokoknya gue gak mau tau! Usir cowok berengsek ini atau gue gak akan pernah lagi nemuin lo!" tekan Calista. Gadis itu lalu meraih tasnya dan bangkit meninggalkan rumah Adrian.

Adrian menghela napas panjangnya seraya menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa. Pria itu lalu menoleh ke arah Malvin yang terdiam di tempatnya.

"Kenapa lo? Baper?" ledek Adrian.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Where stories live. Discover now