39. - Menjijikan

37.6K 4.7K 1.8K
                                    

NOTE : Mohon maaf apabila terdapat typo.

Happy Reading

☃☃☃

.
.

"Aku menjijikan bukan?"

Maura Carissa W.

☃☃☃

Matahari mulai naik dari permukaannya dan pengunjung pun perlahan mulai meninggalkan taman. Termasuk Arkan dan Maura yang saat ini tengah berjalan pulang dengan Angel yang sudah terlelap di gendongan Arkan, nampaknya gadis kecil itu sudah kelelahan bermain di taman.

Setelah acara menangisnya akibat terjatuh dari ayunan tadi, gadis itu kembali ceria, berkat Arkan tentunya. Dan Maura yang baru saja tiba pun dibuat terkejut dengan panggilan Angel padanya, Maura sempat protes ke Arkan karena cowok itu memutuskan suatu hal tanpa merundingkannya terlebih dahulu dengannya.

Tapi melihat Angel yang kembali ceria seakan gadis kecil itu kembali mendapatkan orang tuanya, Maura merasa lega. Sangat tak tega melihat Angel menangis kencang seperti tadi sembari memanggil orang tuanya yang tentu saja sudah tiada.

Pintarnya, Angel sudah mengerti kepergian kedua orang tuanya saat dijelaskan Ben waktu itu, meskipun masih terbilang sangat kecil untuk Angel tahu mengenai kematian orang tuanya.

Namun tetap saja, setiap anak kecil jika sudah menangis pasti memanggil orang tuanya. Seperti tadi.

"Kamu gak keberatan?" tanya Arkan.

"Hmm ... sedikit sih, aku masih terlalu muda buat dipanggil Mama"

Arkan terkekeh pelan. "Gapapa, itung-itung latihan"

Maura menghela napasnya seraya menatap Arkan berbeda. "Akhir-akhir ini kamu sering banget ungkit hal itu"

"Kenapa?"

Maura hanya menggeleng pelan dan setelahnya gadis itu terdiam seperti memikirkan sesuatu, disampingnya Arkan menangkap perubahan raut wajah Maura. Dan itu membuat Arkan merasa bersalah dengan ucapannya barusan karena sudah membuat gadis itu tak nyaman.

"Maaf buat kamu gak nyaman"

Maura mendongak seraya tersenyum tipis. "Nggak kok, aku tau kamu lagi berusaha yakinin aku. Aku percaya kok sama ucapan kamu, tapi ..." Maura menggantungkan ucapannya dengan kepala yang tertunduk. Sementara Arkan tetap diam menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.

Maura kembali mendongak menatap Arkan sendu. "Tapi aku yang gak percaya sama diriku sendiri" lanjut Maura dalam hati.

"Tapi apa?" tanya Arkan mulai tak sabaran.

Maura menunjukkan cengiran lebarnya. "Tapi aku mau fokus kuliah dulu, hehe" lanjutnya berbohong.

Arkan terdiam menatap Maura penuh arti, ia tahu gadis itu sedang menutupi kebohongannya. Arkan hafal segala bentuk sifat Maura, dan ia tidak bodoh tidak menyadarinya.

Satu tangan Maura terangkat mengusap kepala Angel saat ada pergerakan dari gadis kecil itu.

"Semoga Angel tumbuh jadi anak yang baik dan penuh dengan kasih sayang dan kebahagiaan dari orang-orang di sekitarnya" ucap Maura dengan raut sendunya dan itu sekali lagi tertangkap jelas oleh Arkan.

"Jangan kayak kakak ya, Angel" batin Maura menahan keras untuk tidak menangis karena merasakan ngilu dihatinya ketika mengucapkan itu meskipun dalam hati. Kembali lagi dengan bayangan-bayangan masa lalunya yang benar-benar menyedihkan dan penuh luka. Entah apa yang takdir inginkan dari hidupnya, begini saja Maura sudah ingin menyerah.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang