15: Debris of Consciousness

31.2K 3.8K 115
                                    


Suara gemericik air di kamar mandi samar-samar membuat Ha-young membuka matanya.

Lalu tubuhnya berusaha bangkit namun, tak mampu. Sakit. Seluruh tubuhnya terasa begitu sakit apa lagi lengan kanannya yang teramat perih. Wajahnya pun terasa kebas dan panas.

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka dan tampaklah sesosok monster bertopeng malaikat yang beberapa jam lalu telah menyiksanya.

Jung Jaehyun.
Dia bukan manusia. Dia bahkan lebih kejam daripada iblis.
Dada Ha-young langsung terasa sesak saat mengingat dirinya yang tak berdaya di depan Jaehyun, tak bisa melawan atau membalas.

"Sudah bangun?" tanya Jaehyun.

Pria itu sibuk bersiap-siap berangkat ke kantor tanpa mau repot-repot melihat keadaan Ha-young.
Benar-benar monster.

Jaehyun memasang dasi di lehernya dengan rapi lalu mengenakan jas hitamnya. Tak lupa arloji mahal yang menjadi pelengkap penampilannya. Lalu setelah itu ia benar-benar pergi meninggalkan Ha-young yang bahkan tak mampu  bernafas dengan benar.

Ha-young menangis dalam diam. Menyesali takdir hidupnya yang begitu malang dan tak sedikit pun memberinya kebahagiaan.

Emosinya tak beraturan setiap mengingat bagaimana kejam dan beringasnya Jaehyun beberapa jam yang lalu. Bagaimana manik tajam Jaehyun yang menatapnya, bagaimana seringai mengerikan Jaehyun yang selalu tertuju padanya, dan bagaimana kejamnya tindakan Jaehyun padanya.

Ha-young menangis dan menggigil ketakutan.
Sepertinya sekarang rasa trauma akan menggerogoti jiwanya setelah rasa takut dan putus asa yang mengikis lubuk hatinya.

Drrttt Drrtt Drttt

Netra gadis itu menatap ponselnya yang tergeletak di lantai bersama tasnya yang tadi pagi di buang begitu saja oleh Jaehyun.
Dari atas tempat tidur dapat Ha-young lihat siapa orang yang menghubunginya.

Kang In-ha.

Pasti gadis itu menelepon untuk mengingatkan Ha-young mengenai jadwal pemotretan dan syuting iklan So-hwan yang akan dimulai hari ini.

Ha-young menghela nafas pelan lalu bangkit dari tempat tidur.
Kakinya menapakki dinginnya lantai. Sekuat tenaga gadis itu berdiri lalu berjalan menuju ponselnya meski dengan langkah yang gemetaran.

Ha-young berlutut dan mengambil ponselnya yang sudah tak berbunyi. Panggilan In-ha diakhiri beberapa detik yang lalu dan mau tak mau Ha-young harus kembali meneleponnya.

"Halo! Sunbae?"

Gadis bermarga Song itu berusaha keras untuk tidak menangis kala mendengar suara In-ha di seberang sana.
Ia menormalkan nafasnya lalu mulai bersuara.

"Emm. Ada apa meneleponku?"

"Hari ini So-hwan akan mulai pemotretan. Sunbae mau datang ke lokasi?"

"Tidak. Aku ingin istirahat."

"Y-ya? Ah, baiklah."

Setelah itu Ha-young memutus sambungan teleponnya. Mata sayunya menelisik dan meneliti kondisi kamar Jaehyun yang jauh dari kata rapi. Selimut yang kusut tak berbentuk, tuksedo hitam yang yang teronggok di lantai, tas dan barang-barang Ha-young yang berserakan dan cutter biru yang menjadi saksi bisu kegilaan Jung Jaehyun yang kini tergeletak di bawah meja.

Juga di sudut ruangan dapat Ha-young lihat sapu tangan kepunyaan So-hwan yang tadi pagi juga di buang oleh Jaehyun.

Ha-young menghampiri sudut ruangan lalu memungut sapu tangan itu dan memasukkannya ke dalam tas.
Ia kembali terdiam memikirkan tindakan apa yang harus ia lakukan dalam keadaan seperti ini.

Bad HusbandWhere stories live. Discover now