13: Meaning of Presence

30K 3.6K 760
                                    

Mencintai seseorang berarti harus berani mengorbankan ego. Sementara bagi seorang pria ego adalah sesuatu yang sangat sulit untuk diabaikan.
Seorang pria tercipta dengan ego yang lebih berat dibanding tabiat lainnya.

Sama seperti pria lainnya Jaehyun juga tidak bisa menomorduakan egonya. Ia tak bisa menempatkan egonya di bawah hal lain termasuk di bawah perasaan mencintai. Tapi sepertinya sekarang sedikit banyak Jaehyun sudah mulai melupakan prinsip itu.
Jaehyun melupakan egonya hanya demi mendapat maaf dari Nancy atas perilakunya tempo hari.

Pria itu rela membatalkan semua jadwal meeting dengan klien dan memilih menggunakan waktunya untuk berlibur bersama Nancy di Busan, tempat mereka pertama kali bertemu beberapa tahun yang lalu.

"Oppa, kau benar-benar berhasil mengejutkanku." ucap Nancy.

Kini mereka tengah makan malam bersama di sebuah restoran mewah di dekat pantai. Di hadapan mereka sudah ada berbagai hidangan lengkap dengan wine yang siap membasahi tenggorokan sekaligus membakarnya.

Jaehyun meraih tangan Nancy dan mengelusnya dengan lembut. Mata pria itu juga menyiratkan kelembutan yang selalu berhasil membuat Nancy kesulitan bernafas saking gugup dan berdebarnya.

"Maafkan aku, ya! Akhir-akhir ini aku terlalu keras padamu." ucap Jaehyun dengan nada pelan sarat akan penyesalan.

Nancy tersenyum lalu berucap, "Baguslah kalau oppa sadar. Oppa memang sudah keterlaluan padaku."

Bagi Jaehyun, Nancy adalah orang yang paling bisa memahaminya. Nancy adalah gadis yang ia temui jauh sebelum dia menjadi apa-apa, jauh sebelum dirinya dikenal publik dan menjadi pewaris SQ group. Singkatnya Nancy mengenal Jaehyun ketika pemuda itu tidak punya apa-apa. Namun, saat itu Nancy tidak perduli dengan keadaan Jaehyun, Nancy menerima Jaehyun tanpa tahu apapun mengenai keluarga Jaehyun yang merupakan konglomerat kaya raya.

Jaehyun pikir peristiwa itu sudah cukup menjadi alasan untuknya mempertahankan Nancy bahkan meski kini statusnya bukan lagi pria lajang melainkan pria beristri. Jaehyun rela menomorduakan egonya demi menahan Nancy agar tetap disisinya. Karena ia tahu Nancy mencintainya dengan tulus bukan karena uang atau latar belakang keluarganya.

Percayalah Jaehyun hanya manusia biasa yang butuh dicintai dan dihargai. Jaehyun hanya manusia biasa yang ingin memiliki sosok berarti dalam hidupnya yang penuh kegilaan. Dan Nancy adalah orang yang tepat untuk itu.

"Istrimu tahu kalau kita berlibur kesini?" tanya Nancy seusai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Emm. Aku memberitahunya tadi pagi sebelum menjemputmu." jawab Jaehyun.

"Dia bilang apa?" lanjut Nancy.

Jaehyun mengendikkan bahu tak terlalu perduli dengan respon dan pemikiran istrinya. Tidak penting memikirkan hal itu di saat dirinya sudah bersama Nancy. Membuang-buang waktu dan tenaga saja.

Nancy mengangkat gelasnya dan pelayan restoran langsung menuangkan wine ke dalamnya.

Ia meneguk wine tersebut lalu kembali bersuara, "Dia tidak marah atau cemburu?"

Marah? Cemburu? Istilah apa itu? Jaehyun tidak pernah menemukan istilah itu dalam kamus hidup Song Ha-young. Gadis itu seperti patung hidup yang bernyawa tapi tak memiliki rasa. Jadi, mana mungkin Ha-young marah atau cemburu padanya?

Jaehyun kembali mengendikkan bahunya tidak perduli. Ia kembali memfokuskan atensinya pada makanan yang sudah hampir habis. Tapi tiba-tiba selera makannya hilang entah kemana.
Jaehyun meletakkan sendok dan garpunya lalu meminum air putih.

"Oppa sudah selesai?" tanya Nancy sedikit heran akan sikap Jaehyun.

"Emm."

"Setelah ini kita mau kemana?"

Bad HusbandHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin