27: About Having a Heart

28.4K 3.6K 227
                                    

Senyum yang semula terukir di bibirnya kini lenyap tak bersisa. Gurat bahagia yang terpampang di wajahnya pun tak lagi ada.

Perasaan senang dan berdebar-debar yang menemani perjalanan pulangnya dari kantor kini berganti menjadi rasa kesal, marah dan muak.

Iya, ia muak. Ia muak dan marah begitu membuka pintu rumah dan langsung mendengar suara sang ayah mertua.
Tidak. Sebenarnya saat tahu pria tua itu datang ke rumahnya pun Jaehyun sudah jauh lebih dulu merasa muak. Saat mobil sedan hitam yang merupakan kepunyaan ayah mertuanya itu terparkir di pekarangan rumahnya, Jaehyun langsung dilanda rasa kesal.

Dan kini ia hanya berdiri diam di depan pintu yang sedikit terbuka. Tak ada niatan untuknya masuk dan terlibat dengan perang dingin antara ayah dan anak itu.
Lebih tepatnya Jaehyun tak ingin semakin merusak suasana hatinya dengan bertemu dan bicara dengan lelaki paruh baya yang suka menjilat itu.

Ia terus berdiri diam, memasang pendengaran dengan tajam dan mendengarkan dengan seksama apa-apa saja yang mereka bicarakan.
Hingga pada saat itu juga tiba-tiba hatinya mencelos mendengar bagaimana pria itu menyinggung pernikahannya. Sangat jelas. Saking jelasnya Jaehyun sampai berdecih muak dan tak tahan dengan perangai sang ayah mertua.

Menyadari hal itu Jaehyun jadi bertanya-tanya bagaimana mungkin istrinya bisa begitu tahan dan sabar dengan figur ayah yang seperti itu. Ya, meskipun Jaehyun juga takut pada ayahnya sendiri namun, setidaknya ia tahu betul bahwa ayahnya masih memiliki wibawa dan tak memuakkan seperti ayah Ha-young.

Jika Jaehyun jadi Ha-young ia pasti sudah lama menjadi anak yang suka memberontak. Pasti.

Jika Jaehyun jadi Ha-young ia pasti sudah lama memutuskan untuk kabur dan memutuskan hubungan dengan keluarganya.
Dan jika Jaehyun jadi Ha-young ia pasti sudah membuang ludah kala tamparan keras itu mendarat di wajahnya.

Sudah. Cukup. Jaehyun muak. Ia tak tahan dan memilih menampakkan wujudnya.

"SONG JI-HOO!!!"

Teriakan itu keluar dari mulutnya tepat tiga detik seuasi wanita yang berstatus sebagai istri sahnya itu menerima tamparan dari ayah kandungnya sendiri.

Dan teriakan itu berhasil memancing perhatian juga menimbulkan keterkejutan dari pasangan ayah dan anak itu.

Ia berjalan melewati ayah mertuanya lalu berdiri di samping Ha-young. Tangan kanannya meraih tangan kiri Ha-young dan menariknya agar berdiri di belakang tubuh tegapnya. Gestur itu seolah menunjukkan bahwa ia ingin melindungi istrinya.

"Ada keperluan apa Anda datang kemari?"

Rahang pria itu mengeras menahan gejolak amarah sebab perilaku sang ayah mertua yang dinilai kelewatan.
Matanya pun sudah melemparkan tatapan tajam tak terbantahkan. Tatapan tajam yang membuat Song Ji-hoo sedikit beringsut.

Ya, aura Jaehyun memang selalu bisa menaut-nakuti lawannya. Aura dingin dan tatapan mata yang tajam selalu bisa membuat lawannya merasa terancam. Hal itu juga berlaku bagi pria tua yang ia berstatus sebagai ayah mertuanya itu.

Song Ji-hoo berusaha menampilkan senyumnya meski tampak kaku.

"Aku hanya ingin mengobrol sebentar denganmu." ucapnya sambil sesekali menatap tangan sang putri yang digenggam erat oleh Jaehyun.

"Bukankah sudah saya bilang kalau saya masih sibuk? Kenapa Anda tidak punya sopan santun sama sekali? Anda tidak paham etika berbisnis yang baik?"

Pria tua itu tampak menggeram menahan amarah kala Jaehyun berucap demikian.
Ia tersinggung dan merasa direndahkan oleh Jaehyun. Ia bahkan merasa tak dianggap sebagai orang yang lebih tua oleh Jung Jaehyun.

Bad HusbandDonde viven las historias. Descúbrelo ahora