43: Choice to End

26.7K 3.2K 541
                                    

Pagi ini untuk pertama kalinya sepasang suami istri itu terbangun di ranjang yang sama dengan posisi yang saling berpelukan. Benar-benar pemandangan yang indah.

"Tidurmu nyenyak?"

Suara serak itu terdengar menginterupsi dan memaksa Ha-young untuk mendongak guna menatap sang pemilik suara.

Ha-young pun tersenyum diiringi anggukan kepala kemudian kembali tenggelam dalam pelukan sang suami.

Jadi, seperti ini rasanya tidur dalam pelukan suamimu? Rasanya benar-benar nyaman dan membuat Ha-young enggan beranjak. Ia merasa begitu hangat dan terlindungi dalam dekapan Jaehyun. Bahkan mimpi buruk yang beberapa hari ini menghantuinya mendadak hilang entah kemana. Semalam Ha-young benar-benar tidur nyenyak. Dan semua itu berkat Jung Jaehyun.

Gadis itu tersenyum dalam dekapan Jaehyun. Matanya masih terpejam sementara tangannya kian erat memeluk Jaehyun.

"Hei, bangun. Matahari sudah naik."

Ha-young menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya.

Jika seperti ini, apa boleh buat? Jaehyun memilih diam dan membiarkan Ha-young tenggelam dalam pelukannya. Sebenarnya ia juga merasa sangat nyaman tapi, jika mengingat detak jantungnya yang terasa begitu cepat, percayalah Jaehyun kewalahan. Ia yakin sekarang Ha-young juga bisa mendengar detak jantungnya. Konyol sekali.

"Oh, iya! Kau tidak kerja?"

Tiba-tiba gadis itu bangun dan menanyai Jaehyun.

Kerja? Lupakan soal itu. Sekarang ada yang lebih penting dari itu. Jaehyun bangun dan bergegas pergi ke kamarnya namun, sebelum itu ia mengecup dahi istrinya terlebih dahulu.

"Buatkan aku sarapan yang enak, ya." ucap Jaehyun sebelum benar-benar keluar dari kamar Ha-young.

"Oke." jawab Ha-young.

🍁🍁🍁

Pria itu muncul dengan pakaian yang lebih santai. Bukan setelan jas formal melainkan sweater cream dan jins biru. Tatanan rambutnya juga terlihat berbeda. Jika biasanya rambut hitam itu di sisir ke belakang dan menampakkan dahi putihnya maka sekarang justru disisir ke depan sehingga menutupi dahi putihnya.

"Kenapa?" tanyanya ketika sadar tengah diperhatikan oleh sang istri.

"Katanya mau kerja...kenapa penampilanmu seperti mau pergi kencan?"

Jung Jaehyun, pria itu untuk pertama kalinya terkekeh di depan Ha-young. Bibirnya menyunggingkan senyum lebar hingga menampakkan lesung pipinya yang luar biasa menggemaskan.
Oh, Tuhan! Kenapa ada manusia setampan Jaehyun? Kira-kira begitulah isi pikiran Ha-young.

"Dengar. Aku tidak kerja. Tapi, aku juga tidak pergi kencan." jelas Jaehyun masih diiringi tawa ringan.

"Lalu? Kau mau kemana?"

Pertanyaan itu membuat Jaehyun menghentikan tawa ringannya. Dalam sekejap wajah sumringahnya berganti mode menjadi begitu serius seolah tak dapat di bantah.

Jaehyun duduk di kursi dan Ha-young pun mengikutinya. Gadis itu menyiapkan semangkuk nasi dan memberikannya pada Jaehyun sambil menunggu jawaban dari Jaehyun.

Sebenarnya Ha-young merasa sedikit tidak enak. Sebab baru semalam mereka berbaikan dan Ha-young sudah berani bertanya ini-itu dan mencampuri urusan Jaehyun.

"Kau keberatan memberitahuku, ya? Kalau keberatan lebih baik jangan katakan. Aku tidak mau kau merasa tidak nyaman." jelas Ha-young.

Bad HusbandWhere stories live. Discover now