21: Change

30.9K 3.5K 310
                                    


Aroma lezat dari masakan yang telah matang memenuhi ruang makan, menusuk indra penciuman dan semakin membuat perut keroncongan.

Di meja makan mereka sudah duduk berhadapan dan siap menyantap makan malam yang untuk pertama kalinya di buat oleh Ha-young.

"Silakan."

Obsidian hitam legam itu menatap sang istri sejenak sebelum akhirnya mulai menyendokkan nasi dan lauk pauknya ke dalam mulut.

Hening.

Tidak ada lagi yang bicara. Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu.

"Sudah selesai?"

"Emm."

Jaehyun hanya bergumam sembari meletakkan sendok dan garpunya menyudahi acara makan malam pertamanya bersama sang istri.
Dan Ha-young pun ikut mengusaikan makan malamnya meski makanan di piringnya terlihat masih banyak.

"Biar aku yang bereskan."

Gadis itu bangkit lalu mulai membereskan meja makan. Sementara Jaehyun masih betah duduk dan melayangkan tatapannya pada sang gadis. Tatapan yang benar-benar sulit diartikan.

Merasa terus diperhatikan akhirnya Ha-young menoleh disela-sela kesibukannya dalam mencuci piring.

"Ada yang ingin kau katakan?" tanya Ha-young.

Bukannya jawaban yang ia dapatkan justru senyum miring Jaehyun-lah yang harus memaksanya untuk benar-benar menghentikan kegiatannya dalam mencuci piring.

"Jaehyun..."

Jaehyun berdiri dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku.
Tak lama kemudian tatapannya berubah tajam dan menusuk. Membuat siapapun akan merasa tidak nyaman termasuk Ha-young.

"Apa kali ini ayahmu juga menyuruhmu melakukan ini? Agar aku luluh dan mau menyetejui kesepakatan yang dia tawarkan?"

Benar demikian? Jaehyun diam, menunggu jawaban dari Ha-young. Meski ia yakin Ha-young tengah berusaha menarik simpatinya karena perintah ayahnya tetap saja ia merasa harus mendengar jawaban dari gadis itu. Sambil memupuk sedikit harapan bahwa dugaannya tidak benar.
Tunggu sejak kapan ia perduli dengan jawaban Ha-young?

"Jaehyun..."

"Jadi benar? Kau bersikap baik padaku karena kesepakatan itu? Chh! Kau benar-benar tidak bisa ditebak Song Ha-young."

Jaehyun tak masalah. Ia sudah biasa dimanfaatkan dan diperlakukan seperti ini. Ia sudah ribuan kali mendapatkan perhatian orang-orang yang tentu saja bukan perhatian yang tulus melainkan perhatian yang mengharapkan pamrih di dalamnya.

"Dari mana kau tahu soal kesepakatan itu?"

"Untuk apa bertanya? Pada akhirnya kau pasti juga akan memberikannya padaku, kan?"

Setelah berucap demikian Jaehyun berbalik dan meninggalkan dapur sekaligus ruang makan. Ia tak mau memperpanjang masalah dan mendebatkan perihal kesepakatan itu.

Pria itu masuk ke dalam kamar lalu mengunci pintunya dari dalam. Ia berdiri di depan cermin dan menatap pantulan dirinya. Tak berselang lama senyum miris pun menghias bibirnya.

"Ini tidak benar, kan?"

Ia membatin bertanya pada dirinya sendiri untuk memastikan bahwa Ha-young tidak sedang memanfaatkannya. Ya, meski selama ini ia tahu segala hal yang dilakukan Ha-young selalu atas perintah ayahnya tapi sampai sekarang Jaehyun tidak bisa terbiasa dengan hal itu. Ia tidak bisa benar-benar menerima kenyataan bahwa gadis itu menikah, bertahan di sampingnya dan bahkan bersikap baik padanya hanya karena memenuhi perintah ayahnya.

Bad HusbandWhere stories live. Discover now