49: Doubt

23.6K 2.7K 63
                                    

Sesuai ucapan sang ayah hari ini berita tentang skandal perselingkuhannya benar-benar sudah musnah dari segala media. Tidak tersisa sedikit pun hingga membuatnya merasa sedikit kagum dengan pergerakan ayahnya.

"Jaehyun?"

Jaehyun mendongak dan mendapati istrinya yang duduk sambil menyantap sarapannya.

"Kau mau sampai kapan memeriksa ponsel terus menerus, hah?"

Pria itu tersenyum lebar lalu menjauhkan ponselnya dan kembali fokus menyantap sarapannya.

Hari ini mereka akan kembali bekerja. Hari ini kehidupan mereka akan kembali seperti semula. Ha-young akan kembali disibukkan dengan berkas-berkas dan keluar-masuk laboratorium untuk melakukan penelitian dan meluncurkan produk baru seperti biasanya. Sementara Jaehyun mau tidak mau harus tetap menuruti keinginan ayahnya untuk meminta maaf pada dewan direksi dan tetap bekerja di perusahaan.

Jika dipikirkan lagi sebenarnya ayah Jaehyun tidak salah. Lelaki paruh baya itu menyuruh Jaehyun meminta maaf karena Jaehyun memang salah. Jaehyun lalai dalam menjalankan perusahaan dan bahkan sampai terlibat skandal perselingkuhan seperti itu. Skandal itu tak hanya merugikan dirinya tapi juga merugikan keluarga dan perusahaannya. Terbukti setelah skandal itu terungkap ke publik seketika saham SQ group pun langsung turun.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Ha? Bukan apa-apa."

"Jangan bohong. Aku tahu pasti ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiranmu."

Sebenarnya memang ada. Bukan hanya satu tapi dua. Bukan hanya perihal tindakan ayahnya tapi juga tindakan istrinya.

"Kalau begitu boleh aku tahu namanya?"

"Nanti. Aku akan memberitahumu nanti."

Ada sepercik rasa cemburu dan ragu juga takut yang tiba-tiba saja menyelinap masuk ke dalam hatinya dan mencoba mengikis keyakinannya.

Jawaban Ha-young malam itu membuatnya sedikit kehilangan pijakan. Berbagai pengandaian mendadak muncul dalam benaknya. Bahkan ia tak menampik perasaan jahatnya yang ikut andil dalam memanaskan suasana hatinya. Ya, siapapun pria itu entah mengapa Jaehyun bersyukur karena Tuhan telah mencabut nyawanya dan tidak mengizinkannya bersama Ha-young. Sejahat itulah Jung Jaehyun. Sepicik itulah isi otak Jung Jaehyun tanpa ada seorang pun yang tahu. Termasuk Ha-young sekalipun.

"Ha-young?"

"Ya?"

"Nanti kita makan malam bersama, ya. Aku akan menjemputmu di kantor."

"Baiklah."

🍁🍁🍁

"Selamat pagi!"

"Oh? Presdir Song?!"

Beberapa karyawan yang menghuni lantai 10 itu berdiri dan menyambut sang presdir yang sudah cukup lama tak menampakkan batang hidungnya.

"Presdir, Anda kemana saja?" tanya seorang staff bernama Lee Na-young.

"Aku ada beberapa urusan. Maaf karena membuat kalian khawatir dan terimakasih karena kalian tetap bekerja dengan baik meski tidak ada aku."

Kemudian Ha-young pun masuk ke dalam ruang kerjanya.
Berhari-hari tak menempati ruangan bernuansa hijau muda itu Ha-young merasa cukup rindu.
Ia duduk di kursinya dengan kedua mata yang mengedar guna meneliti kondisi ruangannya yang tetap sama meski sudah lama tak ia jamah.
Pasti sekretarisnya sudah merawat ruangan itu dengan baik. Haruskah Ha-young berterimakasih padanya?

Bad HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang