Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
* *
Jantung berpompa tak semestinya, nafas bagai tercekik, pikiran tak tenang. Keinginan terbesar saat ini adalah menyingkir dari keadaan yang dapat membunuh s'karang ini. Itulah yang Dahyun pikirkan.
Bagaimana tidak, Ia sekarang tengah berbaring disebelah sang calon. Disebelah gadis bernama lengkap Minatozaki Sana.
Tangan mencengkram erat selimut yang menyelimuti, hembusan nafas di pipi semakin membuat gila. Mau menjauh tapi ukuran ranjang tak memungkinkan untuk memberi jarak.
Lirikan kecil Dahyun berikan, Sana sudah tertidur tanpa terganggu apapun. Bagai tidur di ranjangnya sendiri.
Tak tahan lagi, Dahyun bangun dari ranjang. Tapi sialnya lengan tertahan.
"mau kemana?"
Pertanyaan itu membuat Dahyun terkejut. Sana terbangun ternyata.
"Kau mau ke mana?" Sana bertanya lagi.
"mm Sana, aku akan tidur di bawah saja" jawab Dahyun
Sana bangun terduduk. Ia menatap Dahyun lekat. "Kenapa? Apa aku membuatmu tak nyaman?"
"bu..bukan begitu. Hanya saja aku...mm aku.." Dahyun begitu bingung untuk menjelaskan. Dia tak tau harus mengatakan apa.
"Maaf Dahyun"
"eh?"
"Aku terlalu egois" Sana kembali berucap. Ia tertunduk "aku tak berpikir bahwa kau tak nyaman denganku. Aku bahkan membuatmu tidur disampingku saat kejadian beberapa hari yang lalu. Maaf"
"eh? Sana..kenapa kau berpikir begitu? Tolong jangan berpikir begitu. Aku hanya merasa gugup berada didekatmu. Itu saja"
"gugup?" Sana mengernyit bingung
Dahyun mengangguk. Ia nampak malu kini. "kau tau apa yang di ucapkan Chaeyoung padaku?" tanyanya tanpa berani menatap Sana. Dia tertunduk.
Lain halnya dengan Sana. Gadis keturunan Jepang itu memilih menatap lekat Dahyun. Secara tak langsung, meminta gadis Kim itu melanjutkan ucapannya.
"Dia bilang padaku, jika aku sudah menyukaimu. Katanya aku sudah memiliki keinginan untuk hidup selamanya denganmu" lanjut Dahyun
"mm? Benarkah?"
Dahyun mengangguk.
"Lalu, bagaimana menurutmu? Apa kau benar-benar menyukaiku?"
