43

3.4K 451 90
                                    

*
*

Aku masih ada urusan di sekolah Sana. Aku akan pulang sebentar lagi.

.....

Aku tidak sendirian. Aku bersama Chaeyoung saat ini.

....

Iya. Aku akan hati-hati.

....

Aku mencintaimu juga.

Pip!

Dahyun mematikan panggilan dari Sana. Gadisnya itu memang sangat khawatir karena Ia belum juga kembali ke rumah.

Bahkan Dahyunpun juga harus berbohong. Padahal saat ini dia hanya seorang diri di kelas. Chaeyoung sudah dari tadi pulang dengan Mina.

Gadis Kim itu memang memilih belum juga kembali karena harus mengerjakan sesuatu. Dan ya! Menunggu kejadian buruk yang sudah jelas akan menjadi masa depannya beberapa saat lagi.

Pandangan Dahyun alihkan ke arah samping. Ke arah jendela kelas miliknya. Langit nampak mulai berubah. Cahaya sebentar lagi akan digantikan dengan kegelapan.

Hah~
Helaan napas Ia keluarkan setelah beberapa saat. Berlahan Ia berdiri dan keluar dari kelasnya.

Kaki melangkah menapaki koridor sepi dan berakhir terhenti tepat di depan pintu keluar sekolahnya.

Senyum kecil Ia tampilkan dengan mata yang sengaja Ia pejamkan.

Dan..
Bukk..

Dahyun pingsan setelah seorang pria memukulnya dari belakang.


.


"ngh?" Ringisan kecil Dahyun keluarkan. Matanya terbuka dan kegelapan menyambutnya.

Buka!

Suara yang sangat Ia kenali terdengar. Berlahan cahaya mulai menyambut penglihatan. Kain yang sempat menutupi kepala akhirnya di singkirkan juga.

"Bukankah kau terlalu kasar menyeret seorang gadis seperti ini?" Dahyun memecah keheningan. Mata birunya menatap lekat pria yang duduk diatas meja dihadapannya.

"woah. Dan kau. Bukannya kau terlalu tenang saat ini?" Pertanyaan lain dilemparkan untuk Dahyun.

"um.." Dahyun menggumam lalu memutus kontak mata. Ia menatap ke bawah. Tangannya terikat. Tapi beruntung kakinya tak ikutan di ikat juga. Dan suasana ruangan nampak tak bersahabat.

"Katakan saja, aku tau hal ini akan terjadi" Jawab Dahyun sembari memberikan atensinya lagi pada pria dihadapannya.

"Kim Dahyun.." Sang pria mendekat. Menyentuh dagunya lalu membawa wajah itu menatap lekat ke arah netra cokelatnya. "Kau terlalu mirip dengan Ayahmu. Sama persis seperti yang Ayahku deskripsikan"

"Ah. Benarkah? Itu sangat bagus" Dahyun menjawab dengan bercanda membuat pria itu terlihat sangat kesal.

Si pria kembali lagi kearah tempat awalnya. Lalu menatap Dahyun yang tak memberikan rasa takut untuknya.

Blue Eyes ✔Where stories live. Discover now