39

3.4K 433 50
                                    

*
*

Ketukan jari di meja terdengar sedari tadi. Bibir bawah di gigit tanda jika Ia sedang gelisah. Kaca mata yang semula bertengger terpaksa dibuka. Mustahil berkonsentrasi dalam perkerjaan jika seperti ini.

Lama seperti itu, hingga akhirnya tubuh dibawah berdiri dari duduk. Melangkah ke arah pintu dan memilih keluar dari ruangan.

Kaki jenjang miliknya melangkah berlahan. Menapaki koridor rumahnya dan berhenti kala berada di depan sebuah pintu yang tak asing lagi untuknya.

Tok tok tok
Ketukan diberikannya.

"Dahyun? Ini aku. Bisa kita bicara?"

Hening...
Tak ada tanggapan dari sang pemiliik ruangan.

"Dahyun?" panggilan diberikan lagi diiringi dengan ketukan yang terus menerus dilakukan. Tapi tetap saja. Tak ada sahutan dari dalam ruangan itu.

Sedikit kesal membuat Sana yang sangat gelisah itu membuka pintu kamar sang calon tanpa izin.

"Dah- eoh?" Sana terheran. Ruangan nampak sangat sepi tak berpenghuni. Lampu kamar pun masih mati. Kemana gadisnya?

Apa dia belum kembali ke rumah?

Pintu kamar kembali Sana tutup. Berlahan bergerak untuk meninggalkan tempat berdirinya hingga suatu suara mengejutkannya.

"Ada apa mencariku?"

"Oh Ya Tuhan. Kau mengagetkanku Kim Dahyun!"

Kekehan kecil dan tak lama diberikan sang pemilik nama.

"aku tak bermaksud mengejutkanmu. Jadi, kenapa berdiri didepan kamarku seperti ini?" Dahyun bertanya sembari membuka pintu kamarnya sembari menunggu Sana menjawab pertanyaannya. Tapi sayangnya, gadis Jepang itu tak juga mengeluarkan suara.

Dahyun memberikan atensinya. Sana tengah terlihat menatap tubuhnya dari atas sampai ke bawah. Dan itu cukup lekat.

"Kenapa menatapku seperti it–"

"Penampilanmu..."

"Ah~ ini?" Dahyun juga terkejut. Sana ternyata memperhatikan penampilannya saat ini. Padahal dia enggan untuk membahasnya. "Tadi Taehyung yang menyuruhku menggunakannya" ucapnya

"Apa? Taehyung?" Sana kaget. Dia benar-benar tak suka dengan pria itu. Ia memang sempat terpesona dengan penampilan Dahyun yang terlihat elegan, cantik dan juga manis dalam waktu bersamaan seperti ini karena baju yang dikenakkannya itu. Terlihat jelas aura seorang Direktur yang terpancar darinya. Hanya saja, saat mendengar itu pemberian dari Taehyung. Moodnya berubah drastis.

"Kau harus melepasnya dengan cepat Dahyun!"

Yang disuruh hanya menghela napas dan berlahan masuk kekamarnya.

"Dahyun?!" Sana mengikuti. Pintu yang tertutup terdengar menjadi backsound keheningan sementara mereka.

"Aku memang mau melepasnya. Aku tak biasa menggunakan baju seperti ini" ucap Dahyun yang mulai terlihat membuka blazernya.

"Kenapa dia menyuruhmu menggunakan itu?"

"Entahlah. Mungkin bajuku yang diawal ku kenakkan tak mencerminkan aku sebagai Direktur Sah Kim Corporation. Jadi, Taehyung membelikanku ini dan menyuruhku menggunakannya" jawab Dahyun santai.

Blue Eyes ✔Where stories live. Discover now