41

3.2K 427 30
                                    

*
*

Langkah pelan tengah dilakukan Taehyung saat ini. Dengan senyuman yang tak pernah hilang dari wajahnya.

Sebelah tangan terlihat memegang sebuah dokumen penting yang baru Dahyun serahkan beberapa saat yang lalu. Hal itu membuatnya terlampau bahagia.

Di depan sebuah pintu, Ia menghentikan langkah. Membuka pintu itu lalu masuk ke dalam ruangan.

"Selamat pagi, Ayah" Taehyung menyapa  pria paruh baya yang tengah terbaring lemah dengan banyaknya alat medis yang menopang kehidupan itu.

Pria Kim itu mendekati Ayahnya. Duduk disebelahnya.

"Lihat Ayah. Aku berhasil mendapatkannya. Perusahaan Kim adalah milikku sekarang" ucap Taehyung dengan kekehannya. "Sayang sekali Ayah tak bisa melihat keberhasilanku ini. Kali ini Ayah pasti tak akan bisa menyebutku anak tak berguna lagi. Karena aku berhasil merebutnya dari sepupu luguku itu" lanjutnya

Tak ada jawaban tentu saja yang Ia dapatkan. Hanya suara alat medis yang menjawabnya.

Taehyung masih terkekeh "Aku akan menemui pengacara keluarga kita esok. Aku akan menjadikan Perusahaan Keluarga Kim itu benar-benar milikku Ayah. Bukan seperti Ayah yang gagal memilikinya. Ayah hanya bisa mengusir Paman Jeongyeon dari jabatannya tanpa menerima hasil memuaskan. Tapi sekarang. Lihat aku sekarang Ayah. Aku melampauimu!"

Kekehannya terus berlanjut. Orang-orang yang melihatnya pasti akan menyebutnya gila saat ini. Tapi tentu saja itu tak mungkin. Ruangan VIP ini tak mengijinkan sembarangan orang untuk masuk.

Beberapa saat seperti itu hingga akhirnya Taehyung berhenti. Kini Ia menatap ayahnya. Sangat lekat.

"Cobalah untuk membuka matamu Ayah. Dan lihat keberhasilanku ini"

Hening....

"Cih ! Untuk apa aku berbicara dengan orang tua yang entah kapan mati ini?!" Taehyung berujar lalu berdiri dari duduknya.

"Seharusnya aku tak datang kesini. Cukup membuang waktuku" lanjutnya lalu akhirnya memilih meninggalkan ruangan itu. Lebih baik Ia bersenang-senang untuk merayakannya.

.

Di lain sisi...

Ruangan minimalis itu nampak hening karena empat gadis penghuninya belum juga membuka suara.

Keempatnya terdiam dengan pikiran dan masalah masing-masing.

"Bagaimana dengan penyerahan dokumen tadi padanya Dahyun? Berjalan lancar?"

Salah satu di antara mereka memecah keheningan.

"Iya. Semuanya berjalan lancar Mina" Yang ditanya segera menjawab.

"Dia tidak menyakitimu kan?" Gadis berlesung pipit diantara mereka terlihat khawatir yang malah mengundang kekehan dari Dahyun.

"Dia tidak mungkin melakukannya. Aku menyerahkan keinginannya selama ini tanpa paksaan" Dahyun menjawab. "Lagipula ada Sana yang menemaniku" Dahyun menatap gadisnya yang terlihat asik dengan bukunya. "Jika aku tak kembali dalam 10 menit, Dia sudah pasti menerobos ruangan Taehyung dan menggagalkan rencana" lanjut gadis Kim itu sedikit terkekeh. Begitu juga kedua gadis dihadapannya.

"hm benar. Kalian menertawakan sesuatu yang sangat jelas akan ku lakukan" suara dingin Sana terdengar menghentikan tawa Kecil mereka.

Ketiganya bergidik ngeri. Gadis dingin itu kembali memperlihatkan perangainya. Sungguh menakutkan.

"Jadi bagaimana selanjutnya?" Chaeyoung bertanya memecah keheningan sebentar mereka.

"Seperti yang ku katakan sebelumnya. Jika ini berhasil, sekitar 80% dia akan menelphoneku dan mempertanyakannya" jawab Dahyun

"kenapa hanya 80% ? Kau tidak yakin ini akan berhasil?" bingung Mina

"Bukan begitu. Aku yakin ini akan tetap berhasil" jawab Dahyun lalu menatap kedua pasang netra biru dihadapannya itu cukup serius. "Hanya saja, aku sedikit takut jika dia langsung mengeluarkan sifat aslinya. Jadi, 20% yang kumaksud, kemungkinan Ia akan menculikku dan menyekapku kala sadar jika sedang kupermainkan" lanjut si gadis Kim.

"Aku akan langsung memburunya dan membunuhnya di tempat jika Ia melakukannya padamu Dahyun" suara Sana mengambil atensi. Gadis Jepang itu terlihat menatap lekat pasangannya.

Dahyun hanya bisa tersenyum. Seraya mengelus kecil pipi milik Sana.

"Jangan lakukan itu. Kita sudah bicarakan ini. Kalian tau apa yang harus diperbuat jika hal itu benar terjadi" ucap Dahyun

"Tapi kan Dahyun, aku-"

"Iya. Aku paham. Tapi jangan melakukan hal gegabah" potong sigadis Kim yang hanya di balas anggukan di sertai helaan napas dari Sana.

Dahyun tersenyum senang lalu beralih menatap ke dua temannya. "Jika hal itu benar-benar terjadi, kalian tau apa yang harus di perbuat kan? Termasuk pada gadis ku ini"

Mina dan Chaeyoung mengangguk "Kami paham. Lagipula semua rencana sudah tersusun rapi" jawab Chaeyoung.

"Lakukan apa yang harus kau lakukan Dahyun. Kami akan melakukan apa yang seharusnya kami lakukan" sambung Mina.

Dahyun mengangguk. Sepertinya rencana untuk melibatkan dua bangsawan itu dalam rencananya adalah pilihan yang tepat.

_Tbc_

Ver.pendek untuk menemani malam senin kalian

Blue Eyes ✔Where stories live. Discover now