MDL 16

11K 125 4
                                    

"Aku rela mengharungi lautan api, selagi kamu melangkah di sampingku, menemani setiap perjalananku." - Beatarissa

Aku mengikut Rery pulang ke rumah yang ditumpanginya. Fikiranku berkecamuk. Aku tidak mungkin berada di rumahku seorang diri kerana besar kemungkinan Nico akan kembali ke rumahku dan mengulangi apa yang dilakukannya kepadaku siang tadi.

"Jangan takut, sayang. Aku akan menjagamu," Rery memimpin tanganku memasuki ruang tamu. Dia menutup pintu di belakang kami, namun dia tidak menguncinya.

Sampai di situ, kami saling berpandangan. Aku tidak tahu apa yang ada dalam fikiran Rery saat dia menatapku begitu.

"Clay," aku memanggil namanya. Dia tidak menjawab. Tetapi dia melangkah menghampiriku.

"Aku mencintaimu, Beatarissa. Aku sangat mencintaimu. Aku akan bertanggungjawab di atas setiap perbuatanku padamu," dia mengelus pipiku. Aku dapat merasakan jemarinya gementar.

"Apa yang telah dan akan ku lakukan kepadamu akan merubah hidupmu, Beatarissa. Tapi aku berjanji akan bertanggungjawab, kita akan sama-sama menanggungnya," Rery menurunkan gaun tidur yang ku pakai. Gaun itu melorot ke hujung kakiku dengan mudah.

"Mama dan papa akan pulang sebentar lagi," aku membantah.

"Aku tahu, Beatarissa," kini dia membuka baju T yang membungkus tubuhnya. Terpampanglah tubuhnya yang menggoda. Aku menelan liur.

Rery menunduk dan menurunkan kain segitiga berwarna merah menyala yang masih sangkut di pinggangku. Buluku meremang.

"Lihat aku, Beatarissa," Rery menurunkan boxer nya yang kali ini berwarna biru muda. Aku meneguk liur memandang apa yang ada di hadapanku. Panjang dan tegang. Besarnya hampir sebesar pergelangan tanganku. Patutlah aku sampai sukar berjalan kerananya.

"Aku tahu ada istilah 'tangkap basah', Beatarissa. Dan aku tahu, jika kamu hamil atau orang tahu jika aku sudah menidurimu, orang tuamu akan memaksaku untuk menikahimu," jadi itu alasan Rery.

Dia menarik tanganku menuju ke bilik tidur. Aku menurut dan berdiri di tepi ranjang. Kesan merah pudar yang ku tahu bukti Rery memilikiku beberapa malam lalu masih tertinggal di atas cadar.

" Aku sengaja tidak mahu mencucinya, Be," Rery menjelaskan. Aku mengangguk dan mendudukkan punggung di birai katil.

Rery ikut duduk di sampingku, membuat jantungku berdegup luar biasa kencang.

"Aku akan melakukannya lebih lembut, Be," Rery membaringkan tubuhku. Dia menyapu tubuh telanjangku dengan tatapan nakalnya sebelum dia menindih tubuhku dengan tubuh besarnya.

"Sentiasa ingat bahawa aku sangat mencintaimu, Beatarissa," dia mencumbui bibirku. Lidahnya meneroka hingga menjangkau ke pangkal kerongkongku.

"Ingat, apapun yang terjadi aku takkan pernah meninggalkanmu," Rery mencumbui leherku, menggigit dan menghisap kulit leherku.

"Clay... jangan tinggalkan tanda," pintaku dengan suara serak.

"Aku sengaja meninggalkan tanda, Beatarissa," jawabnya.

Rery turun ke bawah lagi hingga dia menemukan gunung kembarku.

"Ingat, aku akan selalu mengutamakan kepentinganmu berbanding kepentinganku sendiri," Rery mengulum dan menghisap puncak gunung kembarku bersilih ganti. Hisapan yang keras membuat tubuhku melenting.

My Dear Lover ( ✔️ Complete ) Where stories live. Discover now