MDL Extra Part 3

11.2K 230 56
                                    

Rery Clayton's POV

"Aku mencintaimu. Kamu lah satu-satunya kesayanganku, satu-satunya alasanku untuk hidup," - Rery Clayton

Sudah empat bulan Beatarissa lepas melahirkan anak ke lima kami. Anak perempuan yang Beatarissa namakan Bianca Bellinda. Bayi itu saat ini sedang tidur lena di dalam baby box nya yang ku tempatkan di sebelah katil kami.

Aku berbaring di atas tempat tidur. Mataku terarah pada pintu bilik mandi yang tertutup rapat. Di dalam bilik mandi itu terdengar bunyi pancuran shower. Sudah hampir sepuluh minit Beatarissa berada di dalam bilik air itu, belum ada tanda dia akan keluar.

Aku menarik nafas berat. Ku jeling Bianca yang masih terlelap. Janganlah hendaknya dia bangun sebelum aku selesai ' membelasah' mummy nya.

Aku mengurut sang junior yang sudah tegang dan basah mulutnya. Aku memejamkan mata, menikmati urutanku pada sang junior. Cepatlah, Be, aku merintih dalam hati. Namun isteriku itu masih berlama di dalam bilik air. Apa dia ingin menyiksaku?

Aku memutuskan untuk mengetuk pintu bilik air itu. Tapi sebelum aku mengetuknya, aku cuba memutar tombolnya.

Clek! Pintu itu terbuka. Beatarissa tidak menguncinya. Aku menolak daun pintu itu. Aku berdebar. Di bawah pancuran shower, Beatarissa berdiri. Matanya menatap pada junior ku.

"Kamu terlalu lama, Clay," rungutnya sambil menarik tanganku. Aku mengangkat alis.

"Kamu menungguku di sini, Be?" aku sukar untuk percaya bahawa dia menungguku di dalam bilik air sedangkan aku menunggunya di atas tempat tidur.

Tubuh kami sudah saling menempel. Aku menarik Beatarissa dan menyandarkannya pada dinding. Tubuhnya yang basah dan meninggalkan titisan air sangat menggodaku.

Kedua tanganku menguli buah dadanya yang semakin besar. Bibirku mencumbui bibirnya dan sesekali beralih pada belakang telinga, leher dan bahunya. Lututku aku selitkan di antara kakinya hingga menyentuh Miss-V nya.

"Ahhhh...," keluh Beatarissa. Aku melepaskan bibirnya. Kini bibirku membelai buah dadanya yang saat ini terasa lebih padat dan berat.

Tanganku yang tadi membelai payudaranya kini turun semakin ke bawah. Satu jari, diikuti dua jari aku masukkan ke dalam liang nikmatnya.

" Ohhh, Clay," kepala Beatarissa terngadah. Dadanya dibusungkan ke hadapan. Kakinya dirapatkan hingga jariku rasa terperangkap di dalam sana.

"Boleh aku masuk sekarang, sayang?" aku bertanya lembut sambil menggerakkan jariku di dalamnya. Erangan Beatarissa membuat aku tidak dapat bertahan lagi.

"I'm totally yours, Clay," katanya.

Jawapan Beatarissa merupakan lampu hijau untuk aku bertindak lanjut. Aku menarik keluar jariku. Pinggang Bratarissa aku paut agar tubuhnya lebih rapat pada tubuhku. Sebelah kakinya ku angkat dan ku tahan dengan tanganku.

" You're right, honey. You're totally mine. Mine forever," aku mencumbui bibir Beatarissa dan memasukinya dengan perlahan.

"Ahhh...," aku memejamkan mata sambil mengerang. Beatarissa terasa menjepitku. Dia sudah melahirkan lima anak kami. Semuanya dilahirkan secara normal. Namun Beatarissa masih sempit. Aku bersyukur ibu mertuaku begitu tegas dengan Beatarissa semasa berpantang.

" Kamu masih seperti kali pertama kita ' bercinta', Be," aku menahan pinggang Beatarissa sambil memaju mundurkan pinggulku. Junior ku keluar masuk dengan irama yang sama.

"Ah.. Clay..aku mahu baring," tangan Beatarissa berpaut pada bahuku. Aku tahu tubuhnya sudah tidak larat untuk berdiri. Lagipun selama kami 'bercinta', Beatarissa lebih suka gaya missionary.

Tanpa memisahkan tubuh yang masih saling menyatu, aku membawa Beatarissa ke tempat peraduan kami. Sempat aku menjeling sekilas ke arah baby box Bianca. Bayi itu masih dengan lena. Thanks god! Aku tersenyum lega.

Ku baringkan Beatarissa dan segera ku tindih tubuhnya dengan tubuhku.

"Kalau selesai ini nanti Bianca belum terjaga, aku minta tambah satu round, ya Be," pintaku sambil membawa Beatarissa mencapai puncak. Sebagai jawapan pada permintaanku, Beatarissa mengangguk sambil menatapku dengan mata kuyunya.

💕💕💕

Cinta... Sering aku tidak menemukan istilah yang tepat untuk mentakrifkan erti cinta. Bagiku, Cinta adalah sesuatu abstrak . I love you, tiga patah kata yang sering diucapkan untuk mengekspresikan cinta.

Cinta tidak dapat dilihat mahupun didengar, tapi dapat dirasa dengan hati. Cinta tidak mengenal batasan.

" In all the world, there is no heart for me like yours / In all the world there is no love for you like mine ", aku suka kata-kata Maya Angelou tentang cinta.

" Aku sangat mencintaimu, isteriku Beatarissa," ku kucup pipinya.

"Aku juga sangat mencintaimu, suamiku Rery Clayton," dia membalas sambil mengucup bibirku.

💕SEE YOU💕

Vote dan komen.
Selamat membaca.

Bicara Penulis

My Dear Lover melabuhkan tirai di sini. Sekalung ucapan terima kasih kepada semua pembaca yang telah membaca cerita ini hingga ke endingnya.

Mohon maaf jika ada bahasa di dalam cerita ini yang kurang menyenangkan pembaca.

Akhir sekali, terima kasih kepada readers yang telah sudi menekan vote dan memberi komen bagi setiap bab. Vote dan komen ini telah memberi dorongan pada saya untuk menyiapkan cerita ini.

Thanks, readers. Without readers, author is nothing.

Author :SL/23.33/FRI/29/05/2020

My Dear Lover ( ✔️ Complete ) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن