MDL 21

10.1K 151 5
                                    

"Aku tidak memerlukan sesiapa lagi dalam hidupku selain kamu," - Rery Clayton

Rery membawaku menginap di hotel. Wajahnya ceria menuntunku memasuki bilik hotel. Sesekali dia mencuri mencium pipiku.

"I'm really happy, honey. Now, you're mine. Totally mine," ucapnya. Rery menyandarkan tubuhku pada dinding dan mula menciumku dengan liar.

"Oh, my god, Be! Semalam sahaja tidak menyentuhmu sudah membuatku hampir gila," katanya.

Bibirnya menghisap kuat bibir bawahku hingga bibirku terasa membengkak. Lidahnya menerobos masuk, mencari lidahku dan membelitnya. Nafas Rery menderu.

"Aku benar-benar merindukanmu, Beatarissa," dia mencumbui leherku, menghisap dan menggigit lembut. Aku tidak tahu berapa tanda yang ditinggalkannya di sana. Semua sentuhannya terasa sangat nikmat.

Aku hampir tidak mampu membuka mataku. Lututku terasa lemah. Bukit kembarku sudah semakin tegang. Aku menunggu Rery membelainya, mencumbuinya.

"Look at these little pumpkins," jemarinya meremas bukit kembarku.

"Ahhh.. Clay," aku melentingkan tubuh hingga puncak gunung kembarku menyentuh dadanya.

Rery melucutkan gaun yang ku pakai hingga menyisakan bra dan panthy hitam yang ku pakai. Kemudian jemarinya dengan pantas menemukan pengait bra dan melepaskan cangkuknya.

" Aku tidak suka benda ini, sayang," Rery melemparkan bra itu ke sebarang tempat.

"These little pumpkins belong to me," dia menunduk dan memasukkan satu puting ke dalam mulutnya. Dia menghisapnya kuat hingga aku terjerit kecil.

"Nikmat?" Dia bertanya. Kali ini mulutnya berpindah pada puting yang satu lagi. Dia mengapit putingku dengan ke dua bibirnya.

"Nikmat, Be?" dia bertanya lagi. Aku mengangguk. Aku basah, benar-benar basah. Aku mengakui, Rery memang pandai memuaskanku sebelum dia mengejar kepuasannya sendiri.

Rery kembali mencumbui leherku. Tetapi jemarinya berada di pusat nikmatku. Dia membelai di sana.

" Kamu sudah basah, Beatarissa," aku mengerang kecewa tika Rery menjauhkan jemarinya dari pusat tubuhku.

"Buka pakaianku, Beatarissa. Buka semuanya," dia membawa tanganku untuk membuka butang bajunya.

Aku membuka butang batu Rery satu persatu hingga selesai. Bajunya aku lemparkan ke lantai.

"I love you, my husband," aku menjilat dadanya. Putingnya aku gentel menggunakan lidahku.

"Telanjangi aku cepat, Beatarissa," dia meletakkan tanganku pada kepala tali pinggangnya.

"Buka," arahnya. Aku menurut. Ku buka tali pinggangnya. Kemudian ku turunkan zip seluarnya. Rery mendesah tika secara tidak sengaja tanganku tersentuh 'junior' nya.

"Ahhh.. Be," desahnya sambil mencengkam lenganku.

"Buka, Be. Jangan sisakan apapun," dia mengarahkan aku agar menanggalkan boxer yang masih menyembunyikan 'junior' nya.

"Waw..." aku tertegun. Rery benar-benar gagah. Sudah beberapa kali melihatnya, malah merasakannya juga, namun aku masih tetap kagum pada saiznya yang luar biasa. Aku menggenggamnya. Oh, ternyata tidak muat dalam genggamanku.

Rery mengangkat tubuhku dan membaringkan aku di atas tempat tidur. Dia menindih tububuhku.

"Ini malam pengantin kita, Beatarissa. Ini pertama kalinya aku menyentuhmu sebagai isteriku. Aku mahu malam ini special buat kita berdua," Rery membuka kakiku.

My Dear Lover ( ✔️ Complete ) Where stories live. Discover now