Hujan! Nanti sakit

169 20 2
                                    

Udah pada buka puasa nggak nih?

Bagiamana puasanya lancar kan?

Yaudah nggak mau banyak bacot lagi

Happy reading

05. Hujan! Nanti sakit

_Me Or Your Religion_

AyuAuliya


Langit sore hari ini nampak berawan namun hal itu tak membuat langkah seorang perempuan dengan rambut panjang itu ter urungkan tuk berjalan jalan sore sembari menyapa para tetangga dengan senyum merekah

"Umi Zahra,” sapa Hanah dengan riang gembira. Setiap kali jalan sore ia pasti akan terlebih dulu menyapa Zahra, umi Fathan. Entah langkahnya seakan ringan setiap kali mendatangi rumah sahabatnya yang satu itu, mungkin juga karena rumah itu berhadapan dengan rumahnya

Kebetulan setiap sore Umi Zahra selalu rajin menyiram tanaman di halaman rumahnya. Sama dengan sore hari ini

"eh Hanah, rajin banget kayaknya nyapa tetangga yaa."ucapan lembut dari umi Zahra selalu saja membuat hati Hanah menghangat. Terlebih lagi dengan senyum penuh sayang yang terpancar dari wajah perempuan cantik dengan hijab panjang nya itu

Percayalah, Hanah sangat merindukan senyuman manis dari bundanya

"heumm...iya Umi, mumpung waktu Hanah lagi luang"

Balasan dari Hanah membuat Zahra serasa ingin menangis saja saat ini. 

"Umi, Hanah lanjut jalan sorenya ya.”

Melempar senyum lantas umi Zahra menjawab. "iya sayang"

perempuan itu pun telah melanjutkan langkahnya sesekali menyapa orang orang komplek yang pas berada di luar rumah. Pemandangan seperti itu sebenarnya sudah sering ia lihat, namun aneh saja, setiap kali hal itu terulang selalu saja hatinya bergemuruh hebat. Seakan memberi tahu bahwa sem....ah sudahlah

Umi Zahra kembali memasuki rumah setelah memastikan semua tanamannya sudah ia siram

Sedangkan Hanah yang telah jauh dari rumahnya masih terus memancarkan senyum

"sore kakek Hutomo"

Kakek yang di sapanya tersenyum tak kalah dengan senyumannya 

"sore nak Hanah, kebetulan sekali, tunggu sebentar ya"

Kakek Ridwan masuk ke rumahnya dengan tergesa gesa sedangkan Hanah sudah di persilahkan duduk di bangku pekarangan rumah

"aduh kakek nggak perlu berlarian kayak gini, kalo kakek bilang tunggu, Hanah tetap nungguin kakek kok,"ujar Hanah dengan lembut karena tak enak juga melihat pria paruh bayah itu berlari lari hanya karena takut membuang waktu nya

Cengiran di wajah kakek Ridwan membuat senyum terbit di wajah Hanah.

"ini apa kek?" sembari memperhatikan bingkisan yang sudah berpindah ke tangannya

"oleh oleh nak dari putra kakek."

Hanah manggut manggut mengerti, memang kakak Ridwan mempunyai seorang putra, Hendra namanya. Dia memiliki putra yang kira kira bedah 3 tahunan dengan Hanah

"Om Hendra yaa kek?"

"kamu ingat sama dia?"tanya Hutomo dengan raut heran

"iya dong kek,"jawab Hanah sambil terkekeh

Hutomo membalas dengan berohriya

"makasih ya kek, Hanah lanjut jalan dulu" Kakek Hutomo mengangguk, kembali ke pekerjaanya semula, memotongi tumbuhan depan rumahnya sambil bersiul

Begitu pun dengan Hanah yang kembali berjalan dengan paper bag di tangannya

Langit nampak semakin berawan, pertanda sebentar lagi akan turun hujan. Namun hal itu malah membuat senyum terukir indah di wajah Hanah yang memang sangat suka dengan hujan. Suka main hujan namun setelahnya pasti sakit

Tetesan air mulai berjatuhan, membuat senyum yang sudah terukir indah semakin indah saja di wajah nya

Gemuruh pun sudah terdengar, dan hujan pun mulai deras, namun Hanah masih di sana di bawah hujan sembari melompat lompat kegirangan bak anak kecil yang tidak bertemu hujan se abad saja

Menengadah, sengaja membiarkan wajahnya di terpah hujan secara langsung

Namun hal itu tidak berlangsung lama, kala Hanah merasah hujan di atasnya berhenti, namun aneh, di sekitarnya masih hujan

Iya saat ini hujan tidak lagi membasahi tubuhnya, lantas ia mendongak dan menemukan sosok Lelaki tampan yang sedang mengarahkan payung yang tekepak di atasnya

Pantas saja hujan tak mengenainya, ya jelas karena payung itu "Fathaaaan ihh!"sungut Hanah lantas kembali berjalan keluar dari area payung. Senyumnya langsung merekah ketika kembali merasakan dinginya air hujan membasahi tubuhnya

"Hujan! Nanti sakit"

***

Nah udah tau kan sifat umi Zahra kayak apa atau belum paham nih?

Yaudah tungguin terus cerita ini ya gaesss
Jangan lupa loh
Like dan spam komennya

Buat author semangat🔥🔥
Supaya rajin update😆

Publish
30 April 2021

Me Or Your Religion Kde žijí příběhy. Začni objevovat