kekhawatiran Edward

62 19 0
                                    

Happy reading ✨

"Ayah, Hanah mau izin."cicit Hanah setelah menghentikan langkah Edward dengan berdiri menghadang di pintu utama

Bola mata ke biru biruan itu perlahan menatap Hanah, detik berikutnya kembali membuang pandang

"buat?"

Walau sesingkat itu, Hanah nampak sangat bahagia. "suara ayah bagus, pengen deh denger terus setiap hari. Ayah bisa nggak omelin Hanah, hmm yah?"

Pengawal di kanan, kiri Edward tersenyum mendengar ucapan Hanah. sungguh beruntung Hanah, ia menjadi perempuan yang di lindungi oleh semua pengawal Edward

Sayangnya yang di lindungi sama sekali tak tahu menahu

"izin apa? Ayah buru buru."kata Edward membisikkan sesuatu pada pengawal di sampingnya

"Hanah ada kegiatan kampus, nginep 2 malam, yah. Boleh kan Hanah ikut?"

"Mira sama Fathan ikut?"

Hanah melotot sembari menghitung berapa kata yang telah ayahnya lontarkan hari ini

"wahhh, ucapan ayah lumayan banyak hari ini. Kang Rendro dengar kan?" mata Hanah berbinar binar, meloncat loncat kegirangan di hadapan Edward

Sedangkan Edward, percayalah senyum sempat mampir di wajahnya, hanya saja tidak terlihat pasalnya senyum itu tipiiis banget

"mereka ikut?"tanya Edward lagi karena Hanah tak kunjung menjawab

"cuman Mira doang kayaknya, yah!"

Edward mengangguk, memasukkan tangannya di saku celana yang ia kenakan. "baiklah, jaga diri!"

Edward kini berjalan dengan pengawal yang mengelilinginya. Hanah masih bisa melihat jelas, Ayahnya berbisik di salah satu pengawal dengan wajah datar tanpa ekspresi

***

"Siapkan 3 pengawal buat dampingi Hanah!" Ucapan Edward itu bukan perintah biasa, seakan akan jika tidak ada pengawal yang menjaga Hanah akan terjadi sesuatu

"baik tuan."

Edward kini duduk di kursi kebanggaan nya dengan tatapan tajam serta tangan terkepal

"bagaimana dengan bajingan itu? Apa dia kembali lagi?"tanya Edward dingin, melempar tatapan menusuk pada tangan kanannya, Rendro

“dia masih bersembunyi tuan.”

Edward berdiri dari duduknya. “Di mana dia sekarang?”tanya nya masih terdengar tenang membuat Rendro sedikit lega

“Kami baru berusaha melacaknya tuan,”jawab Rendro, mengambil laptop di sofa dan menyodorkan ke Edward. Memperlihatkan sesuatu yang beberapa hari ini ia urus


“Sudah ku duga, kalian tidak akan bisa melacaknya. Lindungi Putri ku, hanya itu yang perlu kita lakukan.”

perbincangan serius itu terhenti ketika ketukan dari luar ruangan terdengar

“Masuk”seru Edward tanpa menghilangkan tatapan tajamnya

Me Or Your Religion Where stories live. Discover now