Terungkap

56 17 0
                                    

Happy Reading

_jika orang lain yang melakukan ini, aku bisa dengan mudah memahami. Tapi ini kamu, kamu yang selalu menjadi harapan awal ku_

Butir butir air hujan mulai turun, angin sepoi-sepoi turut serta. Cuaca dingin sama sekali tak membuat kedua pria berdiri di Roftoop itu berniat beranjak

"jadi ini tujuan mu?"

"Fathan, aku sama sekali tidak tau, jika aku tau sungguh aku tidak akan membahas hal itu."Abigail berusaha menjelaskan bahwa tuduhan Fathan itu salah

Fathan menghadap ke Abigail seutuhnya, tanpa aba aba ia menarik kera baju Abigail, menendang keras tulang kering pria yang selalu saja membuat emosinya melunjak

"Apa kau pikir aku akan percaya sama pembunuh seperti mu?"

Tak ada pembelaan lagi yang keluar dari mulut Abigail. Bahkan saat dirinya benar, orang selalu menganggapnya salah. Kenyataan bahwa dia telah membunuh seseorang membuatnya tersadar

Pukulan bahkan tendangan dari Fathan sama sekali tidak ia balas. Hingga tubuhnya ambruk pun Fathan tetap memberinya pukulan

"kau mau jadi seperti ku? Apa kau mau membunuhku?"cicitan lemah Abigail meyadarkan Fathan. Tidak ada lagi pukulan untuk Abigail.

"ini permintaan terakhir ku, tolong pergi dari hidup Hanah. Jangan berani muncul di hadapannya, karena kau tidak tau bagaimana kacaunya dia saat tau bahwa kau yang membunuh ibunya."setelah mengucapkan itu Fathan memilih beranjak dari sana meninggalkan Abigail dengan luka fisik dan batin

"Apa tujuan ku hidup? Aku hanya putra dari orang bajingan yang demi balas dendam bahkan rela mengorbankan ku."

***

Edward dengan mata berlinang air mata berdiri di samping putrinya yang terbaring dengan dokter yang sedang memeriksanya

Di samping Edward ada Fathan yang sedari tadi mengelus bahu Edward dengan raut cemas

"Pendarahan di kepalanya 10 tahun silam masih sangat berdampak, jadi tolong jangan ingatkan dia tentang peristiwa itu. Terlebih lagi dia mengalami trauma, sebaiknya jangan memaksanya mengingat,"ucap dokter merapikan peralatannya lantas beranjak pergi

Edward segera duduk di sisi putrinya, mengusap lembut kepala Hanah

"Fathan" panggil Edward

"iyaa?"

"saya mau pergi, untuk beberapa hari saya titip Hanah!" tatapan elang Edward seakan menusuk Fathan, percayalah Fathan sangat takut dengan itu

"Dan juga tolong awasi mereka, jangan sampai mereka melakukan sesuatu keji lagi." kaki jenjang miliknya kembali mengayuh keluar dari kamar Hanah, pundak kokohnya yang di pandangi Fathan kembali berbalik

"ingat! Jika ada sesuatu terjadi padanya."tunjuk Edward ke Hanah

"saya tidak akan memaafkan mu."

Fathan mengangguk, degup jantungnya tak karuan mendengar ancaman Edward yang kiranya sekelas dengan mafia itu

Selepas Edward pergi, baru saja Fathan hendak menghela nafas lega kini suara Risa seakan mendengung di penjuru kamar Hanah

Me Or Your Religion Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon