you are my laugh

39 14 2
                                    

Sebelum membaca, yuk sebut askotnya...biar rame'😁

Happy reading🤍

"jangan larut dalam kesedihan, itu tidak baik."

Rahang Fathan kini mengeras, tanganya pun terkepal kala melihat sosok yang baru saja memberinya petuah

"kau? Ada urusan apa kesini? Pengen membunuh lagi? Oh tidak, di sini semuanya telah meninggal, kecuali kita berdua! Atau jangan jangan kau ke sini karena mau membunuhku?"

Tatapan Fathan semakin menyeramkan, kedua bola matanya memerah dan jangan lupakan tangan dan lehernya yang menampakkan urat urat yang nampak kebiruan

"Apa pun yang ku katakan pasti kau tak percaya."

Pemuda di hadapan Fathan menampilkan senyum yang berhasil telak membangunkan emosi seorang Fathan

Tanpa tunggu lama Fathan menarik kerah baju yang pemuda itu kenakan, menyeretnya keluar dari area pemakaman

"jangan bertingkah seolah olah aku lah yang salah"

Satu pukulan mengenai wajah mulus pemuda itu. Namun, lihatlah senyum di wajah itu

"jika aku menjadi diri mu, aku tidak akan pernah tersenyum setelah melenyapkan seseorang," ujar Fathan sembari menendang tubuh pemuda itu. Baru lah kembali memukuli wajahnya setelah pemuda itu tersungkur

"kenapa kau masih bisa tertawa? Lawan aku!"ujar Fathan, menatap Lamat pemuda di hadapannya

Dengan luka memar di bibir serta pelipis pemuda itu lagi lagi tersenyum. "aku memang pantas mendapatkan ini, pukul aku Fathan atau bahkan bunuh saja aku."

Fathan menyeka sisa air matanya. "Aku tidak seperti diri mu. Mana tega aku membunuh mu," ujar Fathan membuang pandang. Betul ia membenci pemuda itu, namun untuk melenyapkannya ia sama sekali tak sanggup

"kau ternyata masih menganggap ku teman mu." Pemuda itu menjatuhkan tubuhnya begitu saja. Senyum terus saja mereka di wajahnya, padahal ujung bibirnya memar

"pertemanan...satu satunya hubungan yang paling sulit ku putuskan. Walau ribuan kali ku katakan, kau bukan teman ku, kenyataannya kau pernah menjadi teman baik ku. Aku rasanya malu pernah berteman dengan pembunuh seperti mu"

Pemuda itu menatap Fathan dalam. "jangan malu! Kau tak pantas merasa malu karena ku. Maaf karena kembali ke dalam hidup mu, aku akan pergi setelah tujuan ku terpenuhi."

Fathan menoleh dengan wajah yang seperti terbakar dan jemari yang terasa sedingin es."tujuan? Apa kau mau membunuh keluarganya yang lain?"

"tunggu saja, kau akan segera tau,"ucapnya memamerkan senyum manis

"Dasar bejat. Katakan siapa lagi berikutnya?" Fathan kembali menarik kerah baju pemuda itu sambil tertawa terbahak dengan air mata menggenang di pelupuk mata

"Aku sudah berubah, Fath. Percayalah aku melakukan itu bukan karena kemauan ku." Tubuh pemuda itu bergetar hebat, Fathan jelas melihatnya. Namun, detik berikutnya Fathan mendengus

"ekting mu bagus juga, nggak ada niat jadi aktor?"

"kalo kamu di posisi ku, aku yakin kau pasti melakukan hal yang sama,"

Seperti itu lah ungkapan yang di lontarkan pemuda itu sebelum akhirnya beranjak dengan wajah babak belur, menyisakan Fathan yang di Landa kecemasan

***

"loh...Kak Abigail kok bisa babak belur gini?" Hanah segera menghampiri Abigail

"tidak, ini cuman luka kecil doang. Aku duluan"

Kening Hanah berkerut mendapati sikap Abigail yang cuek padanya, padahal biasanya sangat ramah. Ia pun berdiri di depan pagar rumah Abigail selepas Abigail masuk ke dalam rumahnya

Suara decitan ban mobil terdengar, Hanah menoleh. Ia menemukan mobil Fathan berhenti tepat di hadapannya

"ngapain di situ? Mari pulang, mau hujan soalnya!"

Hanah menatap langit di atas sana, tak ada sama sekali gumpalan awan

"hati kamu aja tu yang bentar lagi hujan!" Hanah tertawa mendapati ekspresi masam Fathan

"Jangan dekat dekat sama dia!"

Senyum yang perlahan merangkak di wajah Hanah terurung. "kenapa? Dia
Jahat?"

Tak ada balasan dari Fathan, ia memilih melanjutkan laju mobilnya sehingga menimbulkan decakan kesal dari Hanah

"Fathan."panggi Hanah sambil mengikuti mobil Fathan yang hendak di parkirkan

"apa?"Fathan berjalan keluar dari mobil sedang Hanah memicing mata

"jangan jangan kamu habis tonjok kak Abi?"

Fathan menaikkan bahunya. "Han, nggak perlu urus hidup orang. Ayo masuk, Umi udah nunggu." Fathan berjalan lebih dulu diikuti Hanah di belakangnya

"tapi kamu kan yang buat kak abi seperti itu?"

"mau aku jawab apa?"Fathan berbalik, balas bertanya sambil berjalan mundur

Hanah mendengus kesal membuang pandangannya

"aduhhh, astagfirullah punggung ku How are you?" ringisan Fathan yang jatuh karena lantai licin membuat Hanah tertawa puas

"rasaiin, kuwalat kamu."Hanah tertawa sama sekali tak minat menolong

Baru lah tawa Hanah terhenti ketika Abi Zul datang dengan menenteng ember dan pel

"Fathan, buat apa di situ?"tanya abi Zul

"Abiii, Fathan jatuhhh,"jawab Fathan memelas dengan nada layaknya anak kecil

Hanah lagi lagi tertawa melihat tingkah Fathan, walaupun sudah berhasil mendirikan perusahaan yang bercabang kemana mana Fathan tetaplah Fathan, sang spesies langkah

"you are my laugh"

***

Gimana...gimana?
Bagus nggak partnya?

Silahkan komen yaa di like juga
Buat pembaca setia MOYR author mau bilang "jangan bosan baca MOYR"🤭

Sampai jumpa di part selanjutnya

07/07/2021

Me Or Your Religion Where stories live. Discover now