Dia bukan untuk ku

29 5 0
                                    

Alhamdulilah setelah sekian lama author balik nulis lagi nih
Ada yang kangen nggak?

Yaudah langsung saja, yang penasaran mari merapat

Jangan lupa di vote

Happy Reading

_________

Sakit seolah menghujam hati ku secara membabi buta. Menusuk ku perlahan hingga aku tersadar bahwa bahagia hanya singgah sejenak dalam hidup ku, tak akan pernah bertahan menemani ku hingga akhir

_MOYR_

Waktu berjalan dengan sangat cepat, luka lara akibat kepergian ayah nya kini sirna secara perlahan. Kini Hanah tengah fokus melanjutkan pekerjaan ayahnya.

Yah, Hanah dengan amat terpaksa mengambil alih perusahaan yang telah melebar ke berbagai daerah bahkan beberapa negara tetangga.

“yahhh kok nggak habis habis?” kerutan di dahi perempuan yang sedang mendumel itu membuat pria yang kira kira sebaya dengan ayahnya tertawa.

“paman Kelvin! Berani ngetawaiin saya?”

“haha ampun tuan putri. Pasalnya kamu ini, miriiip banget sama ayahmu.”

Hanah menghela nafas, penat melihat tumpukan dokumen di hadapannya kini ia menatap ke arah jendela. Menikmati indahnya langit biru.

“awal ayah kamu merintis perusahaan ini yah kayak kamu gini. Uring uringan liat tumpukan dokumen.” Kelvin tertawa mengenang kembali sahabat sekaligus bosnya itu hingga tak nampak kedua matanya

Hanah tertawa lantas menatap Kelvin. “terus paman, kok bisa sampai berkembang pesat kayak gini?”

“ayah kamu kan orangnya hebat, pantang menyerah sebelum berhasil.”

Menghela nafas panjang sebelum akhirnya menjatuhkan kepalanya di atas meja, kembali menghitung sisa dokumen yang harus ia baca

“sayangnya Hanah nggak sehebat ayah, paman.”

“kamu harus kuat Hanah. Ayah mu nggak punya siapa siapa lagi yang bisa lanjutin perusahaan ini selain kamu.”

Tepukan pria yang Hanah anggap sebagai paman itu membuat Hanah seakan mendapat semangat bersamaan dengan itu Air matanya pun turun

“yah, jangan nangis sayang.” langsung saja Kelvin membawa putri sahabatnya itu ke dalam dekapannya. Mengusap lembut kepala Hanah

“paman mau janji sama Hanah?”

Kelvin yang tingginya terlampau jauh dari Hanah, menunduk guna menatap Hanah

“paman, tolong jangan tinggalin Hanah.” air mata kian luruh membasahi kedua pipinya. Kepergian ayahnya menorehkan luka yang begitu mendalam. Ketakutan terbesar bagi Hanah, yakni kepergian orang terdekatnya.

Kelvin kembali mengeratkan dekapannya, meletakkan dagu di atas kepala Hanah. “selama paman masih hidup, paman akan selalu ada buat Hanah.”


***

pekerjaan kantor membuat Hanah begitu lelah. Berbaring di kasur empuk kini menjadi obat untuk rasa lelah itu. Di kamar Hanah tak sendiri, gadis dengan Khimar instan turut berbaring di sampingnya

Me Or Your Religion Where stories live. Discover now