EPILOG

42 5 1
                                    

EPILOG

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

EPILOG

"setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian."

_MOYR_

Suasana pekuburan menyambut gadis dengan rambut panjang terurai. Ia datang di temani sesak yang mengungkung dada. Dengan Langkah gontai ia mengikuti Risa, seiring dengan itu, dengan sekuat mungkin ia membuat hatinya tegar sebelum menjumpai sahabatnya.

Kedua gadis dengan pakaian serba hitam berjalan menyusuri pemakaman yang tersusun rapi sepanjang jalan menuju tempat peristirahatan terakhir Fathan

Langkah keduanya terhenti tepat di hadapan nisan dengan nama Fathan yang terukir indah.

Perasaan aneh menyambut Hanah. Air mata yang sedari tadi tertampung di pelupuk mata, tumpah seketika setelah melihat penampakan sahabatnya kini.

"Fathan..."helaan nafas panjang terdengar dari mulut mungil Hanah sebelum ia melanjutkan. "aku datang."

Tak sanggup menahan sesak yang kian mencekam, Hanah duduk tepat di samping gundukan itu. Batu nisan kini menjadi tempatnya melabuhkan berjuta juta rindu. Di usapnya batu nisa itu sembari beberapa kali mengusap air matanya

"terpisah oleh jarak aku sanggup." ucapnya sembari terus mengusap batu nisan.

"namun, sekarang..." air mata menyela perkataan Hanah, kini gadis itu tak sanggup tuk berbicara.

Di peluknya gundukan tanah dengan taburan bunga yang masih segar di atasnya. Tangisnya kian menjadi, bahkan Hanah beberapa kali mengerang kesakitan.

Tangis Hanah menderu deru membuat Risa tersayat. Rasanya tak mampu mengatakan tentang Mira.

Risa pun kini terduduk disamping Hanah. Memeluk punggung gadis itu dengan hangat. Berharap, Hanah dapat merasakan ketenangan.

"kak Hanah harus kuat."

"kak Hanah bisa lewatin ini kan?"

Tak ada jawaban dari Hanah, gadis itu seakan tuli. Risa hanya bisa menepuk punggung Hanah dan menyaksikan betapa kehilangan nya gadis itu.

Isak tangis kian menderu di pekuburan yang sepi, sedang hari semakin sore, membuat Risa terpaksa menarik tubuh Hanah cukup kuat.

"kak udah malam. Kak Mira nungguin kita."

Mendengar nama itu disebut, Risa berhasil membuat Hanah menatap dirinya.

Me Or Your Religion Where stories live. Discover now