Hal gila ala Fathan

37 7 0
                                    

Bobol rumah orang dosa yah.
Kalo bobol rumah sahabat, dosa nggak?

_Fathan al-Farezi_

Bagai seorang pencuri, Fathan kini berusaha keras membobol kata sandi apartemen Hanah.

Yapp disinilah Fathan, di depan apartemen Hanah sambil mengotak ngatik Smart Door Lock apartemen sahabatnya itu

Tak habis akal setelah memasukkan sandi sesuai kelahiran Hanah dan nggak bisa bisa, kini Fathan menekan sandi sesuai kelahirannya dengan penuh harap dan lihatlah, kata sandinya tetap salah.

Fathan mencebikkan bibirnya. Ternyata ia terlalu kepedean, berharap kata sandi itu berdasarkan kelahirannya

Kembali memutar otak, jari Fathan kembali memasukkan angka demi angkah. Dan akhirnya pintu apartemen itu terbuka dengan sandi

“091220”

Yang merupakan hari di mana dirinya kembali bertemu dengan Hanah sepulang dari Mesir

Sebuah senyum timbul di wajah Fathan. Apakah begitu berharga hari itu hingga Hanah menjadikannya kata sandi? Pikir Fathan

Segera membuang pikirannya itu, Fathan kini melangkahkan kakinya jauh ke dalam apartemen sahabatnya, sedikit gemetar rasanya membobol rumah orang, tapi biarlah kata Fathan bobol rumah memang dosa tapi kan dia bobol rumah sahabatnya sendiri

Penglihatannya kini tertuju ke sosok yang begitu ia rindukan tengah tidur di sofa

Fathan duduk di sofa tak jauh dari Hanah yang tertidur dengan damainya. Menatap wajah yang begitu ia rindukan tanpa kedip. Senyum terbit di wajahnya, entah susuk apa yang sahabatnya itu gunakan, hingga Fathan rasanya candu melihatnya.

Pikirnya kembali mengingat pertanyaan Hanah.

Di antara banyaknya perempuan kenapa harus aku, Fath?

“apa kah ada alasan untuk tidak memilihmu?”

di luar sana masih banyak perempuan cantik Han, tapi yakinlah mata ku akan selalu tertuju hanya ke arahmu.”

Karena terlalu letih, Fathan kini sampai tertidur pulas dalam kondisi duduk

***

Dengan wajah sembab, Hanah membuka matanya yang rasanya berat di buka. Tanpa beranjak dari posisinya, Pikiran Hanah kembali meningkat kejadian semalam

Flashback

Dering ponselnya membuat Hanah segera menjangkau benda pipi itu. Senyumnya mereka kala mengangkat telpon dan suara yang begitu familiar menyambutnya

“Mir, dapat dari mana nomorku?”tanyanya dengan senyum yang tak luntur sedikit pun

“dari om Edward.”

Mendengar balasan Mira yang rasanya aneh membuat Hanah bertanya tanya dalam hati sambil beberapa kali melihat layar ponselnya

“tau nggak, aku bahagia, bahagia banget kamu pergi.”

Sumpah demi apa, Hanah benar benar terkejut mendengar penuturan sahabat nya. What? Bahagia?

Me Or Your Religion Where stories live. Discover now