(FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA DI VOTE)
"untuk terakhir kalinya, di antara keduanya.... kamu pilih apa?"
Dahi Hanah berkerut tanda tak mengerti dengan jalan pembicaraan Fathan
"coba lihat bangunan di belakangmu!" sontak Hanah berbalik mema...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Fathan menatap sendu postingan itu. Saat ini di sinilah Fathan, di dalam kamar dengan pencahayaan minim.
Sesak sedari tadi menemaninya, Rasanya ia kehilangan sesuatu yang sangat berharga yang tanpa itu hidupnya terasa suram.
Tanpa di perintah sebutir demi sebutir air matanya perlahan turun. Fathan menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya
Jika persahabatannya berakhir seperti ini maka pasti ia tak akan memilih mencintai Hanah. Apakah waktu enam tahun itu tidak cukup? Enam tahun lamanya Fathan menahan rindu akan Hanah yang ia tinggal demi sekolahnya.
Tapi tunggu bukan kah ini belum berakhir, part ceritanya masih panjang bukan? Fathan kembali menegakkan kepalanya, menyeka air matanya dan perlahan mulai beranjak, bangun dari kesedihan itu. Kembali ia teringat ucapan Hanah kala itu
“jika kamu sedih jangan merenung, coba lah lakukan hal hal gila yang bisa buat kamu lupa dengan kesedihan mu itu.”
Sebuah senyum kini melengkung di bibir Fathan, ia mulia memikirkan hal apakah itu?
Di saat membuka tirai kamar, Fathan menemukan sebuah ide cemerlang
Detik berikutnya ia menyambar setelan kantoran yang sebenarnya sudah tersedia rapi di atas kasur, lantas memakainya dengan gerakan cepat
Setelah beberapa menit, Fathan telah berada di kantornya
“tolong suruh asisten saya ke ruangan saya secepatnya!”
Tak butuh waktu lama kini Brian telah berdiri di depan bosnya dengan nafas yang tak beraturan
“kenapa, anda kayak abis balapan saja?”Rupanya Fathan menyadari keadaan Brian
“itu..., Kayaknya pasokan oksigen udah mau habis deh bos,”jawab Brian asal sembari berlagak susah payah menghirup oksigen
Fathan merotasikan bola matanya, sedikit kesal dengan kekufuran yang baru saja di lihatnya sendiri
“kenapa nih bos panggil saya?”
Tatapan mata Fathan kini menyiratkan keseriusan. “saya mau keluar dulu, dua atau tiga hari deh.”
Brian mengangguk paham. “jadi ceritanya bos ini mau ambil cuti gitu?”tanya Brian membuat Fathan menunjuk Brian dengan jari telunjuk dan jempol yang membentuk pistol