Pergulatan batin

46 12 0
                                    

Happy reading

“sudahlah! jangan menuntut ku. Hati ku saja masih bertanya tanya. Aku tidak tau, tunggu lah sampai pergulatan batin ku berakhir.”
_Hanah_

04: Pergulatan batin

Pagi yang tidak cerah, tidak pula mendung untuk di katakan baik. Fathan dan Hanah telah berdiri di hadapan salah satu bangunan yang dari bentuknya saja sudah bisa di tebak bahwa itu adalah masjid, tempat beribadahnya para muslim

Hanah berdiri di sisi Fathan yang sedang menyalimi salah seorang yang Hanah tebak tebak bahwa itu seorang ulama' atau seorang kyai-kyai dari berbagai situs

Pria berjenggot rapi dengan pakaian serbah putih itu melempar senyum hangat ke arah Hanah dan tentu Hanah membalas senyum itu

“Hidaya ada di mana saja, semoga kamu lekas mendapatkan itu”

Kurang lebih seperti itu lah yang pria  tersebut sampaikan pada Hanah. Hanah memperhatikan punggung Pria tadi hingga benar benar tak terlihat

Keduanya pun berjalan hingga sampai di depan pintu utama masjid besar itu. Fathan menoleh. “mau masuk?”

“masuk? Dengan penampilan ku seperti ini?” Hanah menunjuk dirnya serta memandangi pakaian yang ia gunakan

“memangnya kenapa dengan pakaian mu?”

Hanah mengedarkan pandangan ke sekitarnya, matanya tak sengaja menemukan beberapa remaja bahkan orang tua yang memasuki masjid dengan penampilan yang hampir sama dengannya

“aku tidak ingin menodai kesucian tempat ini.”

Seperti itulah jawaban dari Hanah yang betul betul membuat Fathan bingung. Fathan Kembali memperhatikan pakaian gadis di depannya yang tetap saja menurutnya tidak ada yang salah

“aku tidak mengerti”

“dengan aurat terumbar seperti ini kau menyuruh ku masuk? Heii.... lihat, tempat ini akan nampak buruk jika hal itu sampai terjadi”

Ucapan Hanah lagi dan lagi membuat Fathan takjub bukan main. Dia sampai bertanya tanya apa betul gadis di hadapannya pemeluk agama Kristen?

“apa kau betul betul mengatakan hal itu?”

Satu alis Hanah terangkat. “memangnya perkataan ku salah? Padahal kata kata itu ku persiapkan setelah membaca banyak artikel”

Fathan sontak menganga, segitu besarnya kah ketertarikan Hanah dengan islam? Lantas kenapa hatinya tak goyah untuk berpindah agama?

“kau betul betul sampai membaca begitu banyak artikel tentang islam?”

Hanah mengangguk. “kenapa? Apa hal itu salah? Aku hanya ingin berpengetahuan luas”

Hening. Entah Fathan sedang memikirkan apa, Hanah sendiri pun tidak mengetahui ekspresi Fathan itu artinya apa

“lupakan. Lakukan apa pun yang kau sukai”

Hanah melihat Fathan Kembali melanjutkan langkahnya namun kini ia tidak menuju pintu utama

“karena kamu tak ingin masuk dengan pakain seperti itu. Jadi cukup di sini saja.”

Me Or Your Religion Where stories live. Discover now