Athena 01.

2.6K 100 0
                                    

Athala Januar Pratama. Biasa dipanggil Atha oleh teman-temannya. Pagi ini, cowok itu mengikuti kegiatan upacara yang biasa dilakukan setiap hari Senin di lapangan sekolah.

Athala bersekolah di SMA yang sama dengan kedua orang tuanya dulu. Ya, SMA Bintang Prima. Sekolah favorit yang selalu menjadi incaran murid-murid yang baru saja lulus SMP.

Tentu saja guru-guru mengenal Athala karena ia anak dari Gino, ketua OSIS yang terkenal kejam dan dingin pada masanya. Untungnya, sifat Gino tidak menurun kepada anaknya. Athala memiliki sifat baik hati, namun menyebalkan. Suka tebar pesona, tidak taat aturan dan ya pasti kalian akan tahu bagaimana sifat Athala nanti.

Sudah setengah jam ia mengikuti upacara, keringat-keringat muncul di pelipisnya. Lalu mengusapnya dan kembali menaruh kedua tangan di sisi tubuhnya. Kembali bersikap tegap.

Athala memutarkan bola matanya malas saat melihat gadis bernama Sena Davania Ayu itu berdiri didepan sambil tersenyum ke arah peserta upacara. Guru perempuan bertubuh kurus tinggi itu berdiri di antara Sena dan Hanin. Sepertinya ingin mengucapkan sesuatu,

"Anak-anak yang ibu banggakan, hari ini ibu akan memberikan pengumuman kepada kalian semua. Jadi, dua siswi terbaik ini adalah calon ketua OSIS periode tahun ini. Lusa akan diadakan pemilihan, semua warga sekolah akan melakukannya termasuk kalian semua. Sebentar lagi, kedua siswi ini akan memberi tahu visi dan misi mereka dalam menjadi ketua OSIS. Kepada Sena, ibu persilahkan."

Bu Sri memberikan mic kepada Sena. Gadis itu menerimanya dengan senang hati lalu tersenyum ramah kepada peserta upacara dihadapannya. Athala menutup telinganya, merasa tak ada gunanya ia mendengarkan itu. Ia ingin sekali masuk ke dalam kelas. Tapi ia juga tahu di belakang barisan selalu ada bu Vera, guru kesiswaan yang sibuk mengawasi.

Athala melempar topinya ke arah meja lalu duduk bersandar di kursinya. Kedua kakinya pun dinaikan ke atas meja dengan tampang tak berdosa. Lalu membuka dasi dan satu kancing seragam teratasnya,

"Hareudang, hareudang, hareudang. Panas, panas, panas..."

David masuk sambil bernyanyi. Athala melihat temannya itu memberikan botol aqua mineral di atas meja,

"Lo kenapa sih, Tha? tiap liat tuh cewek bawaannya kesel terus. Apalagi pas dia baca visi-misi, lo langsung tutup kuping."

Athala berdecak, "Males aja gitu, gak penting juga kan dengerin omongan dia."

"Gak boleh gitu lo."

Tak lama kemudian, tiga temannya yang lain masuk ke dalam kelas. Ia melihat Bayu sedang meminum susu kotak cokelat ditangannya,

"Ya elah. Udah gede masih nyusu aja lo." komentar Athala kepada cowok bertubuh gemuk itu. Bayu mendelik,

"Biar sehat, Tha."

"Anjir, lo udah lebih dari sehat. Mau sehat yang kayak gimana lagi?"

Plak!

Athala meringis saat seseorang menepuk pundaknya. Ternyata Imron,

"Gak boleh body shamming, tolol!" umpatnya kepada Athala. Sedangkan yang kena pukul hanya cengir-cengir tanpa dosa.

"Eh iya, sekarang jadwalnya Bahasa Inggris ya?" tanya Athala sambil melirik jam tangan hitamnya. David mengangguk,

"Tumben tuh guru belum masuk. Biasanya rajin banget," sahut David.

Athena [✔]Where stories live. Discover now