Athena 07.

718 37 0
                                    

Sore ini Sena sedang menunggu angkutan umum di halte bis depan sekolahnya. Ia mendengus nafas kasar saat melihat langit gelap di atas sana. Ia lupa tidak membawa jas hujan.

"Ck! angkot mana sih?!" kesalnya sambil memandangi kendaraan yang melewati jalan raya itu. Ia melirik jam tangannya, sudah menunjukan pukul setengah enam sore.

Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja, padahal jarak sekolah ke rumahnya lumayan jauh. Tapi tidak apa-apa, bisa sekalian olahraga, pikirnya.

"Kok tiba-tiba gue jadi kepikiran Sena sih," gumam Athala saat baru saja duduk di tepi kasur kamarnya. Ia baru saja pulang sekolah. Seragam putih abu-abunya pun masih melekat sempurna di tubuhnya.

Ia juga melihat langit gelap dari jendela kamarnya, "Lah perasaan tadi cerah dah. Ngapa sekarang mendung? Sena udah pulang belum ya? dia kan pasti pulang sore karena sibuk OSIS."

Mendadak ia jadi gelisah sendiri. Ia juga takut Sena kehujanan. Lebih baik ia berganti baju dan pergi lagi untuk menjemput gadis itu. Mungkin saja Sena masih disekolahan.

"Lah? mau kemana kamu? baru aja balik." tanya Rachel yang sedang duduk bersama Athiya diruang tamu.

"Jemput cewek dulu. Kasihan takutnya dia kehujanan."

"Oalah, yaudah hati-hati ya." ujar mamanya. Athala mengangguk dan mencium punggung tangan Rachel terlebih dahulu. Lalu melenggang keluar dari rumahnya. Sena tidak boleh kehujanan pokoknya!

Athala melajukan motornya menuju sekolah. Ternyata rintik-rintik hujan sudah mulai turun. Ia berdecak kesal. Lebih baik ia nekat daripada harus menunggu hujan reda sekalipun.

Sampai akhirnya ia melihat sosok gadis yang ia kenali sedang berteduh didepan toko yang tutup. Ia terlihat kedinginan dan sedang memeluk dirinya sendiri. Athala segera memarkirkan motornya, lalu berjalan menghampiri cowok itu,

"Sen!"

Sena menoleh ketika ada seseorang memanggilnya. Ternyata Athala. Gadis itu terkejut dengan kedatangan Athala saat sedang hujan begini.

"Lo gak kehujanan kan?" tanya Athala sambil menatap kondisi gadis kurus disebelahnya. Sena menggeleng dan tersenyum,

"Enggak, Tha."

"Syukurlah."

Athala melepaskan jaket yang dikenakannya hingga menampilkan kaos hitam yang melekat ditubuhnya. Lalu menyampirkan jaket tersebut ke tubuh Sena,

"Eh?"

"Nanti lo sakit, Sen."

Blush!

Sena menahan diri agar wajahnya tidak memerah saat ini juga. Ia segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia malu untuk menatap Athala yang ada di sebelahnya.

"Sen, lo tau gak?"

Sena menggeleng, "Gak tau. Lo aja belum kasih tau gue!"

"Gue..." Athala menggantungkan kalimatnya. Apa ia harus menyatakan perasaannya saat ini juga? ia takut kalau Sena tidak memiliki perasaan yang sama untuknya. Apalagi Sena banyak yang menyukainya, ia rasa sepertinya tidak pantas untuk bersanding dengan cewek sepopuler Sena.

Athena [✔]Where stories live. Discover now