Athena 22.

516 38 0
                                    

Lima bulan kemudian...

Sena menghela nafas berat, ia baru saja menghadapi musibah yang tak ia duga. Bagaimana tidak? ia baru saja melihat Jenia sedang memeluk tubuh Athala dengan mesra didalam kelas.

Sudah lima bulan putus, tapi sampai sekarang ia sama sekali belum bisa melupakan sosok Athala didalam hidupnya. 

Athala sudah memiliki Jenia, ia tahu itu. Harusnya Sena sadar, ia harus mundur. Tapi entah kenapa, semakin ia mundur, sosok Athala akan terus menghantuinya.

"Sena!"

Seline memanggil Sena yang baru saja keluar dari kelas. Sena menoleh dan. melambaikan tangannya, "Eh! hai, Sel! ada apa?" tanya Sena ketika melihat Seline sudah berdiri didekatnya.

"Gue dapat chat dong! dari orang gak gue simpen nomornya. Kira-kira siapa ya?"

Sena mengernyitkan keningnya, "Coba dong lihat!"

Seline pun mengeluarkan ponselnya dari tas. Lalu menunjukan isi chat kepada Sena. Benar, yang mengirimkan pesan tersebut adalah nomor yang tidak disimpan oleh Seline.

+62812xxxxxxxx

[siang, Sel.]
[sv ya, aku Boy. Aku ini pengagum rahasia kamu]

Sena dan Seline sama-sama tertawa melihat isi pesan itu. Seline sendiri merasa tidak percaya kalau ada orang yang mengaku jadi pengagum rahasianya.

"Wah, coba lo simpen aja nomornya." suruh Sena sambil mengembalikan ponsel milik Seline. Seline mengangguk dan menyimpan nomor itu. Setelah itu, ia menatap Sena yang masih berdiri didepannya,

"Lo pulang sama siapa?" tanya Seline,

"Naik angkot aja deh." jawab Sena sambil menunjukan selembar uang dua ribu dari saku seragamnya. Seline tersenyum tipis, "Hati-hati ya."

"Iya, Sel. Sampai jumpa esok!"

Sena berlari menuju gerbang sekolah. Jam masih menunjukan pukul tiga sore, ia juga berharap semoga masih ada angkot yang lewat agar ia bisa cepat sampai rumah. Badannya terasa lelah sekarang.

"Sayang, pegangin dulu dong belanjaan aku. Aku mau lihat-lihat baju itu dulu." pinta Jenia sambil memberikan paper bag  berisi belanjaan Jenia tadi. Sekarang Athala dan Jenia berada di pusat perbelanjaan ibu kota.

Athala merasa jengah melihat sifat foya-foya Jenia. Menghamburkan uang agar keinginannya terpenuhi. Berbeda dengan Sena, gadis itu senang menyisihkan sebagian uangnya untuk beramal ke anak yatim ataupun menabungnya untuk keperluan di masa depan. Apalagi gadis itu ingin sekali kuliah.

Seperti saat ini, Jenia terlihat heboh sekali saat memilih baju-baju yang harganya tidak bisa dibilang murah.

"Sayang, ini bagus gak? cocok buat aku gak?" tanya Jenia sambil menaruh baju tersebut didepan badannya. Bermaksud untuk meminta pendapat dari pacarnya sendiri. Athala mengangguk malas, lalu menoleh ke arah lain.

"Ih! kamu tuh niat gak sih temenin aku belanja?!" kesal Jenia melihat sikap Athala yang masih saja dingin padanya. Athala menoleh lagi ke arah gadis itu dengan tatapan malas,

Athena [✔]Where stories live. Discover now