Athena 06.

714 42 0
                                    

"Tha!"

Maura Safitri, gadis cantik yang berasal dari kelas 11 IPA 4 dan juga merupakan anggota club jurnalistik yang ada di sekolah itu. Ia berlari ke arah Athala yang sedang makan bersama teman-temannya di kantin. Athala menoleh dan mengernyit heran ke arah Maura,

"Lo ngapain kesini?"

"Mau ngasih ini buat kamu. Saudaraku abis dari Australia. Dia beliin coklat banyak banget. Aku kepikiran kamu, jadinya aku mau kasih ke kamu aja."

Athala menatap coklat-coklat itu tanpa minat, "Gue gak biasa makan coklat, Ra."

"Gak biasa makan coklat, tapi kenapa suka makan piscok? kamu pikir aku gak tahu?"

Athala menutup bibirnya rapat-rapat. Maura menaruh coklat itu di atas tangan cowok itu,

"Aku harap kamu terima. Itu juga sebagai ungkapan rasa, kalau aku suka sama kamu."

Athala mendengus pelan, "Cowok bukan gue doang, Ra."

"Iya tau! tapi aku cuma mau kamu bukan yang lain. Liat kamu kemarin deket-deket sama Sena aja aku cemburu."

"Ya ngapain juga lo harus cemburu sama gue? kan lo bukan siapa-siapa." jawab Athala enteng. Lalu tersenyum sambil menepuk pundak gadis itu,

"Makasih buat coklatnya."

"Selineeeee... lo harus baca ini! harus!" ujar Raya heboh sambil menunjukan ponselnya kepada Seline. Gadis dengan kunciran ekor kuda itu mengernyit bingung, sedangkan Sena sibuk memperhatikan keduanya.

"Apaan sih?"

"Baca aja!!"

Seline langsung menggulir layar ponsel milik Raya. Matanya membelalak lebar, "Maksudnya lo ngasih tau ginian ke gue biar apa?"

"Ish! lo peka dong! Imron suka sama lo! Kasihan tuh anak, galau mulu kalo dateng ke rumah gue."

Sekedar info, Raya dan Imron memang mempunyai hubungan sebagai saudara sepupu. Imron seringkali berkunjung kerumah Raya hanya untuk sekedar menanyakan kabar Seline, curhat tentang Seline dan sebagainya. Raya jadi lelah sendiri...

"Tapi gue gak suka Imron."

Sena diam, ia tidak mau ikut campur untuk urusan seperti ini. Ia memilih untuk menghabiskan bakso juga teh botol yang ia pesan.

Apapun makanannya, minumannya Teh Botol Sosro!

"Sel, Imron udah lama tau merjuangin lo. Lo harus hargain perasaan Imron."

Seline mendadak kepalanya jadi pusing sendiri, ia langsung mengangkat sebelah tangannya agar Raya tidak membahas Imron lebih lanjut. Raya mendengus dan memilih untuk diam saja sambil menaruh ponselnya kembali di dalam saku seragamnya.

Siang hari sudah dilewati. Saat ini sore pun datang, bel pulang sekolah berbunyi. Athala memasukan buku ke dalam tas. Tak lupa dengan pulpen hasil colongan juga.

"Mau pulang lo?" tanya Imron kepada Athala yang sudah menggendong tasnya. Athala mengangguk,

"Iya. Udah di chat sama nyokap. Suruh temenin dia belanja bulanan." jawab Athala. David tertawa,

"Anjay. Emang om Gino kemana?"

"Biasa, sibuk kerja. Ada dirumah kalo Sabtu Minggu doang."

Athena [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang