Ekstra Part.

1.2K 43 4
                                    

5 tahun kemudian...

"Bang, tau gak?"

Athala mendengus, "Abang baru balik kerja. Jangan bikin abang tambah emosi."

"Abang mah begitu. Emosian terus dari dulu." cibir Athiya sambil memalingkan wajahnya. Lalu ia mencubit pipi tirus Athala,

"Bang, jalan-jalan yuk." ajak Athiya tak henti-hentinya mencubit kedua pipi abang kandungnya. Athala meraih kedua tangan mungil itu,

"Abang masih capek, dek. Jangan ngadi-ngadi lu." kesal Athala.

"Ah, gak asik nih. Ayo, beliin Athiya es krim juga."

"Astaga, dek. Lo baru aja gue beliin es krim dua box gede kemarin. Gila."

"Tapi Athiya mau lagi!"

"Gak ada. Buruan sana balik ke kamar. Abang mau istirahat, ganggu lagi siap-siap gue gantung lu di balkon." ancam Athala sadis. Athiya hanya mencibir pelan, ia yakin ancaman abangnya itu hanya bercanda.

"Wah bro! apa kabar lo? tambah berotot aja tuh badan!" ujar Imron bertos ria kepada Athala yang baru saja datang. Athala terkekeh dan duduk di kursi yang masih kosong.

"Kabar baik, gue lagi sibuk kerja. Jadi sorry kalau gue cuma punya waktu di hari libur."

"Iya, santuy aja. Kita tahu lo itu manajer, nerusin bokap lo kan? gak apa-apa, tenang aja." sahut Bayu yang membuat Athala sedikit tenang. Rafael tersenyum tipis, hanya menyimak obrolan teman-temannya sambil menyesap kopi hangat pesanannya.

"Duh, bro. Sorry banget nih, gue harus buru-buru ke rumah sakit." ujar David yang sedang memasukan ponselnya ke dalam saku kemeja dengan terburu-buru.

Sepertinya David baru saja mendapat panggilan kalau ia harus kembali ke rumah sakit untuk menangani pasien baru. Ya, sejak lulus dari sarjana kedokterannya, ia bekerja sebagai dokter di salah satu rumah sakit ibu kota.  Imron menoleh,

"Eh iya, Dav. Hati-hati."

David mengangguk dan sebelum pergi, cowok itu menyempatkan diri untuk bertos ria sebentar dengan keempat temannya.

Imron tersenyum tipis ke arah Athala, "Masih keinget Sena, Tha?"

Imron menatap ke arah pandang Athala, cowok itu sedang melihat pengunjung cafe yang berdebat seperti dirinya dulu dengan Sena. Athala terkekeh, merapikan surai hitamnya ke belakang,

"Setiap saat pun gue selalu keinget dia." kata Athala.

"Gue tau lo cinta banget sama Sena, Tha. Pasti sakit ya kalau mencintai seseorang yang udah berbeda dunia." ujar Bayu,

"Iya, masih belum ada cewek lain yang bisa gantiin dia di hati gue sampai sekarang. Gue sekarang milih fokus ke pekerjaan. Soal jodoh nanti juga suatu saat bakal ketemu."

"Nah gitu dong, Tha. Gue salut sama lo."

Setelah pulang dari cafe, Athala yang  mengenakan kemeja biru langit dan celana hitam panjang pun datang ke pemakaman yang selalu ia kunjungi.

Sampai-sampai penjaga pemakaman itu hafal Athala, karena cowok itu tidak pernah absen untuk mendatangi tempat itu.

"Ngunjungin makam pacarnya ya, mas?" sapa pak Ahmad, lelaki paruh baya yang bekerja sebagai penjaga makam itu. Athala tersenyum, mengangguk dan permisi masuk ke dalam.

Athena [✔]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon