Athena 16.

572 38 1
                                    

Kedua mata Sena perlahan terbuka. Gadis itu melihat ada Athala, Seline, dan Raya ada didekatnya. Ketiga orang itu terkejut ketika melihat Sena terbangun. Rasanya seperti mimpi.

"SENA?! LO UDAH BANGUN?! SERIUSAN?" tanya Seline heboh sambil menggoncangkan tubuh Sena yang sudah duduk. Sena mengernyitkan keningnya, lalu memegang kepalanya yang terasa pusing sekali. Ia sendiri tidak tahu sudah berapa lama ia tertidur.

Athala meraih tangan Sena, "Sen, aku seneng banget kamu bangun."

Sena diam, kedua bola matanya menjelajahi sekitar. Tidak tahu ia sekarang berada dimana. Ia bertanya kepada Athala, "Aku... dimana?"

"Ini dirumah aku. Aku sengaja bawa kamu kesini karena biar kamu juga dijagain sama orang tua aku." jawab Athala lembut sambil mengelus rambut hitam Sena.

"Sen, lo tau gak sih? kita juga sedih liat lo dua minggu kagak bangun-bangun kayak orang koma." lirih Raya sambil menaruh kepalanya di pundak Sena. Sena terkekeh,

"Gue udah gak apa-apa, tenang aja." ujar Sena sambil mengelus rambut Raya. Seline ikut senang melihatnya. Athala tersenyum tipis sambil mencubit pipi Sena,

"Kamu tau? tadinya kalau kamu emang beneran gak bangun-bangun, aku bakal cium kamu kayak di cerita Sleeping Beauty."

Raya mendengus, "Modus terooos!"

"Ih! apaan sih! Nyebelin banget!" kesal Sena sambil memukul pundak Athala yang lebar itu. Athala tertawa ringan, lalu meraih tangan Sena yang sedang memukul pundaknya,

"Jangan marah terus. Aku cuma bercanda."

Seline menepuk tangannya seperti sedang menepuk nyamuk, "Anjir, banyak nyamuk disini."

Raya ikut menyahut, "Hooh, bener, Sel. Ngingg nginggg..."

"Pulang yuk. Disini banyak nyamuk. Gatel gue," ajak Seline sambil menepuk lengannya. Raya berdiri dan pamit kepada pasangan kekasih itu,

"Sen, Tha, kita berdua pamit ya. Gak kuat banyak nyamuk disini. Entar malem lo beliin semprotan nyamuk ya," pamit Raya sambil menarik tangan Seline menuju luar kamar. Sementara itu, Sena dan Athala tertawa. Athala menoleh ke arah gadis itu, menatap wajah gadisnya,

"Ini yang aku tunggu-tunggu." ujar Athala sambil mengelus pipi Sena yang memerah itu. Sena terkekeh dan mengernyitkan kening,

"Oh iya, aku lapar."

"Tunggu sini aja ya. Aku ke bawah ambilin lauk."

Sena mulai bersekolah lagi hari ini. Sebelumnya ia sempat berdebat dengan Athala, cowok itu melarang dirinya masuk sekolah. Tapi Sena menjawabnya seperti ini,

"Aku harus sekolah. Banyak pelajaran yang sudah tertinggal. Aku juga tidak mau banyak merepotkan kamu."

Yang bisa Athala lakukan adalah diam sambil membiarkan Sena pergi ke sekolah lagi. Dan saat ini, Sena sedang berjalan menuju kelas bersama Farah. Gadis itu juga rindu dengan Sena, sudah dua minggu ia tidak bertemu dengan sahabatnya itu.

"Nanti lo salin catetan punya gue aja. Lengkap kok tenang aja," kata Farah kepada Sena. Sena mengangguk,

"Iya, makasih ya. Maaf ngerepotin,"

"Ya elah, Sen. Kayak sama siapa aja."

Sampai akhirnya kedua gadis itu bertemu dengan Jenia. Mereka sendiri bingung melihat Jenia sendirian. Biasanya gadis berambut ungu itu bersama dua anteknya, Yuki dan Shalfa.

Athena [✔]Where stories live. Discover now