Athena 18.

510 33 2
                                    

Di part ini lebih banyak nyeritain tentang Gino-Rachel ya. Jadi kalau pendek ya maaf.

HAPPY READING!

"Assalamualaikum." kata Athala saat sudah memasuki rumah. Ia melihat Rachel sedang menyesap teh hangat yang dibuatnya sebelum Athala pulang tadi,

"Waalaikumsallam. Kok mukanya kusut kayak kaset rusak gitu? kenapa lagi? sini lah cerita."

Athala tersenyum senang, hanya mamanya kini yang tahu bagaimana kondisi hatinya. Athala sangat sayang kepada Rachel itu.

"Kenapa? coba cerita."

Athala menundukan kepala, "Aku kan masih pacaran sama Sena. Tapi orang-orang selalu bilang kalau aku selingkuhin dia."

Mendengar topik yang serius itu, Rachel langsung menegakan tubuhnya, "Maksudnya? selingkuhin gimana?"

"Kan aku sama Sena udah pacaran dua bulan nih. Jadi ada satu cewek tuh di kelas aku yang suka sama aku. Tapi aku gak ngerespon, ya karena aku jaga hati buat Sena. Aku udah punya Sena, gak mungkin aku deketin lagi cewek lain. Bahkan sejak SMP pun, aku cuma suka sama Sena. Tapi, akhir-akhir ini, cewek itu sering banget deketin aku. Tapi ini lebih berani daripada sebelumnya. Dia jadi lebih sering meluk-meluk aku didepan mata Sena. Dia jadi sering ngikutin aku kemanapun aku pergi. Aku jadi takut Sena salah paham dan sakit hati, ma. Apalagi disaat banyak orang yang bilang kalau aku udah selingkuh dari Sena." lirih Athala. Kepalanya masih tertunduk dalam. Rachel mengerti tentang kejadian yang dialami oleh anak sulungnya. Ia meraih tubuh tegap itu, lalu memeluknya. Berusaha untuk menyalurkan ketenangan pada anaknya itu,

"Sabar, nak. Setiap hubungan pasti ada cobaannya. Gak selalu berjalan mulus. Mama yakin, kamu itu anak yang kuat. Pasti kamu bisa hadapin ini. Mama juga percaya sama Sena, dia tidak mudah terpengaruh."

Athala membalas pelukan mamanya, "Makasih ma, udah dengerin cerita aku. Seenggaknya aku udah lega sekarang."

"Sayang? kok belum tidur sih?" tanya Gino menghampiri istrinya yang sedang membuat susu vanila di dapur. Gino memeluk tubuh Rachel dari belakang, membuat Rachel hampir saja menjatuhkan gelas yang sedang dipegangnya.

Gino menaruh gelas tersebut di atas meja makan, lalu membalikan tubuh Rachel, "Sayang..."

"Apa, mas?" tanya Rachel sambil mengelus wajah suaminya yang tetap tampan seperti dulu walaupun usia tak lagi muda. Ia berterima kasih kepada Gino, karena sudah menemaninya selama bertahun-tahun sampai saat ini.

"Kamu makin cantik aja." Gino terus memuji kecantikan istrinya. Rachel adalah segalanya. Gino mencium kening Rachel cukup lama, setelah itu menjauhkan wajahnya dari wanita itu,

"Sayang, kamu bahagia kan?" tanya Rachel sambil menangkup wajah Gino. Bibir Gino tersenyum tipis,

"Kalau aku gak bahagia, buat apa kita berumah tangga sampai punya anak dua? tentu, aku bahagia sayang. Bahagia sekali." ujar Gino lalu mencium bibir tipis Rachel. Rachel tersenyum dan mengelus rambut hitam Gino,

"Aku sampai sekarang masih enggak nyangka bisa punya suami kayak kamu." kata Rachel sambil terkekeh, Gino menghela nafas,

"Gak nyangka gimana? toh, buktinya kita jodoh kan?"

Gino mengangkat tubuh Rachel ke atas meja makan. Rachel melotot ke arah Gino, "Kok aku dinaikin kesini?! turunin ih! aku takut."

Athena [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang