Athena 10.

630 38 1
                                    

"Sena, makan bareng kakak yuk." ajak Bagas yang merupakan mantan ketua OSIS sekaligus seniornya. Sena yang baru saja menutup laptopnya pun menatap ke arah Bagas yang perlahan mendekatinya.

"Eh? bareng kakak?"

"Iya. Cuma makan bareng. Takut Athala liat ya?"

Sena menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu, "Ah, iya kak. Aku takut."

"Gak usah takut. Kakak cuma mau ajak kamu makan bareng. Bukan yang lain."

Sena akhirnya mengiyakan ajakan Bagas. Toh lagian kan Bagas hanya mengajaknya makan bareng di kantin.

Mereka berdua akhirnya sampai di kantin. Bagas menyuruh Sena duduk dan cowok itu pergi untuk memesan makanan. Athala dan kawan-kawannya masuk ke dalam kantin. Lalu duduk di tempat seperti biasa di pojokan kantin.

"Mau makan apa lo pada?" tanya Athala kepada empat kawannya,

"Biasa, Tha! bakso satu mangkuk sama teajus gula batunya satu!" jawab David sambil menunjuk tangannya ke atas,

"Gue samain aja kayak David." sahut Bayu. Imron dan Rafael juga sama. Athala mengacungkan jempol lalu berjalan ke arah penjual bakso yang ada di kantin itu.

Matanya menangkap sosok Bagas yang sedang berjalan ke arah Sena. Sena tersenyum dan meraih piring berisi mie goreng yang dibawakan Bagas tadi. Ia menahannya terlebih dahulu, ia harus memesan bakso terlebih dahulu. Baru nanti ia datang ke meja Sena.

"Mang, seperti biasa ya. Bakso lima mangkok, sama teajus gula batunya lima. Anterin ke meja saya,"

"Siap bos! nanti mamang anterin ya."

Athala mengangguk dan pergi dari sana. Lalu ia berjalan ke arah meja yang ditempati oleh Sena dan Bagas.
Kedua tangannya terkepal kuat, ingin sekali ia menghajar wajah Bagas, tapi ia tidak mau menambah masalah. Apalagi ini akan berdampak buruk untuk hubungannya.

"Sen."

Suara Athala membuat kedua orang itu menoleh bersamaan. Sena terkejut dengan kehadiran Athala yang tiba-tiba,

"Lagi sibuk makan bareng sama cowok lain ya?" tanya Athala dengan nada datar. Sena menghela nafas kasar lalu pamit kepada Bagas sebentar. Kemudian, gadis itu menarik tangan Athala keluar dari kantin.

"Lo jangan salah paham, Tha. Gue sama kak Bagas juga sekedar senior sama junior di OSIS aja. Gak lebih kok," ujar Sena berusaha untuk membuat Athala yakin. Tapi cowok itu malah mengerutkan keningnya,

"Siapa yang salah paham? Gue kan cuma nanya aja tadi."

"Tapi tatapan mata kamu seakan-akan kalau kamu itu lagi cemburu liat aku makan bareng sama cowok lain." kata Sena sambil menghela nafas,

Mendengar kata aku-kamu dari mulut Sena untuk yang pertama kalinya membuat Athala tidak berani untuk memperdebatkannya lebih lanjut. Ia tersenyum dan mengacak puncak kepala gadis itu,

"Maaf ya, aku tadi cemburu liat kamu sama cowok lain,"

Sena tersenyum, "Aku cuma sayang sama kamu doang kok."

Sena terkejut setengah mati saat melihat banyaknya tulisan laknat yang ada di pintu lokernya. Ia menatap pintu loker yang lain, semua bersih kecuali miliknya. Sena tidak tahu siapa yang berbuat seperti ini padanya.

ENYAH LO DARI SEKOLAH INI!

EMAK LO GILA! GAK WARAS! GUE GK MAU TEMENAN SAMA LO LAGI.

Athena [✔]Where stories live. Discover now