Athena 05.

826 47 0
                                    

Disinilah Athala dan Sena sekarang. Berada di parkiran rumah sakit jiwa, tempat ibunya Sena direhabilitasi. Sena memberikan helm pada cowok bertubuh jangkung itu,

"Ayo ke dalam."

Athala menurut. Bahkan diam saja saat tangannya ditarik oleh gadis itu. Sudah merasa nyaman mungkin?

Mereka berdua menemui perawat yang bertugas menjaga Aura. Perawat itu membolehkan Sena dan Athala menjenguk Aura. Athala melihat kondisi Aura yang sangat menyedihkan itu. Padahal dulu tidak seperti ini.

Flashback on,

"Assalamualaikum, tante. Tante mama kandungnya Sena ya?" tanya Athala polos. Cowo itu memang sudah keliatan bandel sejak SMP, terbukti dengan seragam putihnya yang sengaja tidak dimasukan ke dalam celana birunya.

"Waalaikumsallam. Iya benar. Kamu siapanya Sena ya?"

"Kenalin, tante. Aku Athala. Teman sekolahnya Sena. Aku denger Sena sakit. Aku boleh kan jenguk dia?" tanya Athala dengan senyuman yang tak pernah pudar dari wajahnya. Aura mengangguk,

"Boleh nak. Silahkan, Sena ada didalam kok,"

Athala segera masuk dan langsung duduk disofa yang berada diruang tamu. Sena turun dan melihat ada Athala yang berkunjung kerumahnya.

"Lo ngapain kesini?" tanya Sena. Gadis berambut sebahu itu masih saja keliatan tomboy saat sedang sakit.

"Gue mau jenguk lo. Bolehkan?"

"Gue udah sembuh. Besok juga gue sekolah lagi. Segitu kangennya ya lo sama gue?"

"Enak aja!"

"Ya terus lo ngapain jenguk gue? yang lain aja gak ada yang peduli kalau gue sakit."

"Jangan peduliin yang lain. Mereka emang gak peduli sama kamu."

Athala memberikan satu keranjang berisi buah-buahan untuk gadis itu, "Maaf cuma bisa kasih ini."

Flashback off,

Athala meringis, ia tidak menyangka kalau Aura harus masuk rumah sakit jiwa sejak dua tahun ini. Ia baru tahu sejak kemarin mengikuti gadis itu.

"Mama, aku bawa Athala. Pasti mama masih ingat kan sama dia?" tanya Sena dengan lirih. Ia menoleh ke arah Athala,

"Tha, maaf ya. Dia emang gak akan pernah jawab. Tapi gue yakin kok, dia denger dan seneng karena lo ikut jenguk." Athala tersenyum dan menoleh lagi ke arah Aura,

"Tante, ini aku Athala. Athala senang bisa bertemu dengan tante lagi." sapa Athala kepada wanita tua itu. Wanita yang merupakan ibu kandung Sena.

"Mama udah makan belum? tadi sebelum kesini, aku udah beli nasi bungkus buat mama. Dimakan ya ma, mama pasti belum makan." ucap Sena penuh perhatian.

Athala tidak tega melihat Sena yang menderita seperti ini. Semua masalah ia hadapi sendiri. Athala tahu, pasti Sena juga merasa kelelahan menghadapi semuanya seorang diri.

"Aku seneng bisa jenguk mama. Aku sama Athala pulang dulu ya ma. Nanti kita berdua kesini lagi kok,"

Sena menarik lengan kekar Athala, lalu membawanya keluar dari ruangan itu. Tanpa mereka sadari, Aura meneteskan air matanya.

"Lo masak apa hari ini?" tanya Athala saat masuk ke dalam rumah besar yang ditempati Sena sendiri. Sena menoleh setelah meletakan sepatunya di rak sepatu yang ada didekat dapur,

Athena [✔]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon