Athena 19.

471 34 0
                                    

Sebelum Athala melajukan mobilnya, ia merapikan rambut ke belakang juga penampilannya sebentar. Ia akan mengajak Sena jalan-jalan hari ini.

Mobil hitam milik Gino pun mulai berjalan meninggalkan halaman rumah pamannya.

Sepanjang perjalanan pun, Athala tak henti-hentinya bersenandung. Seolah ia bahagia hari ini. Athala tidak sabar ingin segera bertemu dengan kekasih hatinya itu.

Tak butuh waktu lama, akhirnya mobil hitam itu terparkir didepan rumah Sena. Tadi juga, sebelum ia kesini, ia menyempatkan diri untuk mampir ke toko bunga sebentar.

Athala keluar dari mobil dan membawa satu buket bunga berukuran sedang di tangannya. Ia berharap, semoga Sena suka dengan pemberiannya ini.

Ia mengetuk pintu rumah Sena. Tak lama kemudian, Sena membukakan pintu untuk sang tamu. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat tamunya ternyata adalah pacarnya sendiri. Athala terkekeh geli melihat rambut acak-acakan Sena juga piyama beruang yang masih dikenakan gadis itu.

"Aku kirain siapa. Ternyata kamu." ucap Sena sambil menutup wajahnya karena malu. Athala tersenyum tipis sambil mengelus rambut panjang Sena,

"Iya ini aku. Mandi dulu sana. Aku tunggu di luar."

Sena mengangguk dan Athala duduk di kursi yang tersedia diteras rumah Sena. Ia menatap buket bunga cantik itu, ia membayangkan ekspresi bahagia Sena saat diberikan buket bunga oleh dirinya.

Setelah menunggu selama lima belas menit, Sena keluar dan duduk di kursi kosong sebelah cowok itu, "Maaf ya menunggu lama."

"Gak apa-apa, oh iya ini buat kamu."

Sena menoleh cepat dan menatap buket bunga itu dengan mata berkaca-kaca, "I-ini, buat aku?"

Athala mengangguk, "Iya, buat kamu. Suka kan?"

Sena tersenyum dan menerima buket itu, "Makasih banyak, sayang. Maaf ngerepotin."

"Ah, gak usah bilang makasih. Aku sengaja belikan kamu itu biar kamu tau kalau aku memang benar-benar sayang sama kamu." ujar Athala serius. Sena mengangguk lagi dan menatap bunga ditangannya dengan terharu,

"Aku seneng banget, sumpah. Aku gak nyangka bakal dikasih ini sama kamu. Pasti ini mahal banget kan?" tanya Sena, Athala berdecak,

"Aku gak peduli seberapa mahal bunga itu. Yang penting, aku tulus kasih itu buat kamu."

Sena tetap tersenyum, Athala menyelipkan rambut yang menutupi wajah gadisnya, "Jalan-jalan yuk."

Sena mengangkat kepalanya, "Kamu... ngajakin aku jalan?" Athala mengangguk,

"Ya ayo. Aku bawa mobil. Biar kamu bisa duduk dengan nyaman."

Sena terkejut, "Mobil siapa? om Gino ya?" Athala mengangguk lagi dan beranjak dari posisi duduknya,

"Ayo ah. Kita jalan-jalan."

"Ini kita mau kemana deh?" tanya Sena yang melihat Athala memarkirkan mobil di parkiran basement salah satu mall yang ada di pusat ibu kota.

"Ya ke mall, sayang. Ayo buka seatbelt nya." suruh Athala ketika sudah membuka sabuk pengaman yang dipakainya. Sena mengangguk lalu melepas seatbelt nya. Sebelum benar-benar keluar, ia melihat pesan baru yang muncul di ponsel Athala,

Jenia

[Atha sayang]
[Atha, kamu dmn sih? kok gak ngabarin aku?]
[Sayang, sibuk ya? yaudah deh, ntar jgn lupa mampir kerumah ya♡]

Athena [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang