Athena 30. [ END ]

1.3K 52 2
                                    

"Atha! masukin ih bajunya. Jangan dikeluarin gitu!"

"Tha, aku sayang banget sama kamu."

"Kenapa lo harus kesini? bosen gue liat muka lo terus,"

"Sebenarnya gue ngerasa kesepian selama dua tahun ini, Tha."

"Gak tau, mungkin karena kita jodoh."

Sejak Sena meninggal dan dimakamkan kemarin, Athala tidak lagi keluar dari kamarnya. Kedua orang tua dan adiknya sudah membujuk Athala agar mau keluar dari kamar. Rachel menyuruh keempat teman Athala membujuknya juga. Tapi sayang, Athala tetap pada pendiriannya.

Seperti saat ini, cowok bertubuh tinggi itu sedang memeluk lututnya sendiri, menaruh dagu di atas lututnya, pandangannya pun kosong ke depan. Rambut yang biasanya di tata rapi olehnya, kini menjadi acak-acakan seperti sarang burung. Baju yang dikenakan Athala juga terlihat lusuh. Cowok itu benar-benar kehilangan semangat hidupnya sekarang.

Sena berpesan, ia harus selalu bahagia. Bagaimana bisa ia bahagia jika orang yang ia sayangi pergi selamanya? hidup Athala hancur saat mengetahui Sena menghembuskan nafas terakhirnya.

"Sayang, keluar dong, nak. Kamu gak lapar? ayo mama buatkan tumis cumi pedas kesukaan kamu, loh."

Suara Rachel membuat kepala Athala terangkat, ia hanya diam saja tanpa membalas ucapan mamanya dibalik pintu.

"Atha? tidur ya?"

Setelah suara Rachel tak lagi terdengar, cowok itu langsung beranjak dari posisi duduknya. Ia berjalan menuju meja belajarnya yang tampak bersih. Buku-buku ditata di atasnya bersama miniatur robot yang menghiasi meja belajar tersebut. Tangannya menarik laci dan mengeluarkan sebuah foto polaroid dirinya bersama Sena saat pensi beberapa bulan yang lalu.

Bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis, "Kamu jahat, Sen. Kamu pergi ninggalin aku."

"Jangan kayak mayat hidup kek, Tha. Semangat dong!" ujar David sambil menepuk pundak Athala. Cowok itu berdecak dan menepis tangan David yang ada di pundaknya,

"Buruan, lo mau ngomong apa?" tanya Rafael yang kebingungan. Pasalnya Athala mengajak keempat teman-temannya kumpul di warung dekat sekolah.

"Jujur aja sama gue. Jangan main rahasiaan sama gue." ujar Athala dingin. Ucapan Athala barusan membuat teman-temannya bingung,

"Rahasiaan gimana sih, Tha? maksud lo apa?" tanya David tidak paham. Athala menoleh cepat ke arah David, "Gak usah pura-pura! gue tau, di antara kalian pasti nyembunyiin sesuatu dari gue! insting gue selalu tepat!"

David dan Imron meneguk ludah bersamaan. Keringat dingin pun muncul dibalik telapak tangan mereka. Mendadak suasana menjadi tidak bersahabat, Bayu dan Rafael yang tidak merasa menyembunyikan sesuatu pun akhirnya hanya bisa diam.

"Ron, jujur sama gue! apa yang lo tutupin dari gue?!"

Imron gelagapan, "Eh? maksudnya gimana, Tha? gue gak paham sumpah!"

Athala menatap Imron nyalang dan langsung berdiri dari posisi duduknya. Sebelah tangannya meraih kerah kaos yang Imron kenakan. Rafael, Bayu dan David ikut berdiri dan berusaha untuk menjauhkan tubuh Athala,

"Jujur aja sama gue, bangsat! lo pasti nyembunyiin sesuatu dari gue kan?!ngaku lo!"

Imron berdecih, "Kalau iya kenapa?"

Athena [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang