18. Jawaban Ivy

350 35 2
                                    

Ivy semakin meremas ujung roknya. Sebenarnya perasaan Ivy ini bagaimana? Sebenarnya rasanya jatuh cinta itu bagaimana? Ivy sama sekali tidak mengetahui itu semua. Apakah ada tanda-tanda khusus saat kita merasakan jatuh cinta?

Ivy memberanikan dirinya untuk memegang tangan Ravin sesaat. "Emm sebenarnya perasaanku ke kamu masih gak tau, Vin. Aku juga gak tau gimana rasanya jatuh cinta. Apa aku boleh search dulu di google tanda-tanda orang jatuh cinta?" tanya Ivy dengan polosnya.

Ravin langsung melongo seketika. Apa ini? Jawaban yang sama sekali tidak ada di ekspetasi Ravin. Jawaban yang sama sekali tidak pernah terlintas di benak Ravin.

Saking lamanya Ravin melongo mampu membuat Ivy meremas ujung roknya. Ivy takut Ravin marah, Tuhan. Ivy takut Ravin kecewa kepadanya.

"Vin, kamu marah sama aku? Aku sama sekali gak tau tanda-tanda orang jatuh cinta, seriusan. Jadi gimana?" tanya Ivy sekali lagi sekaligus memastikan.

Ravin mengerjap seketika. "Eh, iya deh," sahut Ravin yang ikut-ikutan cengo.

Dengan gesit Ivy langsung mengambil ponsel keluaran terbaru miliknya, gadis itu mengetikkan "ciri-ciri orang jatuh cinta" sebagai keyword.

Setelah beberapa hasil muncul, Ivy langsung memencet dari atas sampai bawah, membacanya dan menanyakan pada dirinya sendiri.

Ia sama sekali tidak merasakan melakukan hal-hal baru. Ia memang sering tertekan belakang ini, namun tekanan itu hadir karena keluarganya. Ivy memang sangat termotivasi dengan Ravin, gadis itu sangat salut dengan pola pikir Ravin.

Jadi ...?

Apakah Ivy jatuh cinta?

"Gimana?" tanya Ravin dengan menyesap teh manisnya, pria itu masih dengan santai memakan mie ayam, padahal Ivy tengah menahan bingung mati-matian.

Entahlah, Ivy sama sekali tidak yakin dengan perasaannya.

Sebenarnya apakah ada ciri-ciri jatuh cinta yang lebih spesifik? Sebenarnya bagaimana ciri-ciri jatuh cinta yang sebenarnya?

Apakah cinta sudah berarti sayang dan suka? Apakah suka sudah berarti cinta? Ivy sama sekali tidak mengerti, ini semua benar-benar menyusahkan.

"Aku gak tau, Vin. Aku gak tau ciri-ciri jatuh cinta secara spesifik, aku gak tau ciri-ciri suka, ciri-ciri sayang atau hal lainnya. Aku bingung." Ivy menggigit bibir bawahnya, ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak melukai hati Ravin. Ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengatakan kata-kata yang memang tidak pantas diucapkan.

Sedangkan di sisi lain Ravin sama sekali tidak akan mengira jika Ivy akan menjawabnya seperti ini. Sebenarnya Ravin bingung untuk melangkah, apa yang akan terjadi selanjutnya, jalan mana yang harus ia pilih dan sebagainya.

"It's okay, aku paham. Mungkin kita bisa saling dekat untuk meyakinkan bagaimana perasaan kita?" saran serta ajak Ravin.

Detak jantung Ivy semakin mengencang. Entah desiran apa yang ada di dalam sana, seperti ada sesuatu aneh yang memang baru Ivy rasakan.

"Boleh, aku sih oke-oke aja," jawab Ivy dengan senyum manis yang terukir. Tidak menolak dan tidak menerima Ravin. Biarlah semua ini berlalu dan berlangsung secara natural. Biarlah semua ini sesuai kehendak Sang Kuasa. Ivy sangat menikmati prosesnya.

"Abisin makanannya, Vy."

***

Ivy membalikkan badannya ke kanan dan ke kiri, ia sudah setengah jam lebih tidak bisa memejamkan matanya, padahal jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Seharusnya Ivy sudah tidur. Seharusnya Ivy tidak memikirkan banyak hal yang memang seharusnya tidak ada di pikirannya.

MIPA VS AKUNTANSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang