48. Kehidupan Baru

435 32 1
                                    

"Ravin, ibu percaya bahwa kamu bisa maju dan mengharumkan nama sekolah kita. Kamu adalah satu-satunya murid laki-laki yang maju di LKS akuntansi nanti. Kamu pasti bisa, kamu pasti hebat, kamu pasti bisa menjadi kebanggaan." Bu Ningrum berbicara demikian, memang wanita ini selalu percaya pada Ravin, selalu menganak emaskan Ravin. Ravin adalah yang terbaik menurut Bu Ningrum.

Ravin mengangguk. Ia tak akan mengecewakan siapapun, terlebih Bu Ningrum yang sudah mempercayakan segalanya kepadanya. Ravin janji, ia pasti akan membawa piala juara LKS akuntansi tingkat nasional untuk SMK Satu.

"Ravin janji, Bu. Ravin janji akan membawakan piala lomba LKS akuntansi tingkat nasional untuk sekolah ini. Ravin janji akan selalu mengharumkan nama sekolah."

***

"Pokoknya kamu kalau udah sampai sana langsung istirahat, jangan belajar mulu. Aku percaya kalau kamu bisa juara. Aku percaya kalau kamu bisa menang kompetisi kali ini. Kamu itu hebat, Ravin. Jangan lupa hubungi aku juga, ya. I love you, Babe."

Bening yang mau ditinggal Ravin selama beberapa saat berpesan begitu banyak pada kekasihnya. Ada rasa khawatir yang Bening rasakan, ya walaupun tidak tahu khawatir dalam bentuk apa. Bening takut saja Ravin tidak bisa menjaga hatinya.

Ravin tersenyum, pria itu mencubit pipi Bening dengan kekehan kecil. "Aku pasti jaga hati, kok. Muka kamu jangan gitu, jelek jadinya. Jangan khawatir, Babe. Aku ke sana untuk lomba mewakili sekolah, okay. Gak ada maksud apapun, apalagi untuk menduakan kamu."

Ravin tahu kekhawatiran Bening kepadanya, Bening itu mencintai Ravin setulus hati, oleh karena itu Ravin tak akan pernah meninggalkan Bening. Ravin berjanji kepada dirinya bahwa Bening adalah sang pemilik hati yang sesungguhnya.

Bening adalah segalanya.

Bening yang selalu membuat Ravin bangkit saat gagal. Bening yang selalu ada di masa-masa tersulit Ravin. Bening yang selalu menemani Ravin saat suka maupun duka. Ravin akan selalu membahagiakan Bening, bagaimanapun caranya.

Hubungan Ravin dan Bening bahkan sudah diterima baik oleh kedua orang tua mereka semua, Ravin senang, akhirnya ada keluarga yang mau menerimanya. Akhirnya Ravin tidak perlu merasakan sakit untuk yang kedua kalinya lagi.

Ya walaupun nada sinis Kayla masih selalu ada. Sindiran Kayla tentang kemunafikan, tentang kesetiaan, dan lain sebagainya. Ravin tidak peduli, yang terpenting untuknya saat ini adalah Bening bahagia bersama dengannya. Kedua orang tua mereka yang penting setuju dan merestui, tidak perlu memohon ke Kayla untuk turut setuju dan merestui juga.

"Semoga menang ya, Vin. Lo gak usah khawatir, Bening aman, bakalan gue iket di pohon rambutan kalau sampai dia macem-macem," kata Aksa tentunya hanya bercandaan semata.

"Oke sip, gantungin aja di pohon rambutan. Pokoknya saling jaga hati, ya, Ning. Bye."

Ravin yang sudah dipanggil oleh pihak bandara langsung berkumpul bersama teman-teman yang lainnya, yang tentunya turut mengikuti LKS akuntansi juga.

***

"Vy, kayaknya kita emang harus observasi di tempat yang bener, deh, yang seenggaknya banyak tanaman di sana, gak cuma satu dua."

Ivy menolehkan wajahnya, benar apa yang barusan Lita katakan. Sepertinya satu kelas perlu mengunjungi satu tempat supaya lebih leluasa dalam observasi, supaya lebih bisa mempertimbangkan hasil observasi, dan supaya hasilnya jauh lebih akurat.

MIPA VS AKUNTANSIWhere stories live. Discover now